Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) memiliki peluang untuk
IHSG) memiliki peluang untuk rebound pada perdagangan hari ini, Selasa (2/9/2025) usai tertekan pada perdagangan sebelumnya akibat aksi demonstrasi.
pada perdagangan hari ini, Selasa (2/9/2025) usai tertekan pada perdagangan sebelumnya akibat aksi demonstrasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 1,21% ke level 7.736,06 pada perdagangan kemarin, Senin (1/9/2025). Meskipun, IHSG masih di zona hijau, menguat 9,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Pasar saham Indonesia juga mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,15 triliun pada perdagangan kemarin. Dengan begitu, net sell asing mencapai Rp53,1 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang 2025 berjalan.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai kekhawatiran akan kondisi keamanan dan politik dalam negeri masih menjadi sentimen negatif IHSG pada perdagangan kemarin.
Meskipun demikian, mulai terjadi bargain hunting pada saham-saham yang turun dalam. Kenaikan harga emas global juga mendorong pembelian pada saham-saham komoditas emas.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (2/9/2025), secara teknikal, indikator MACD dan Stochastic RSI belum menunjukkan tanda-tanda adanya pembalikan arah. Namun Stochastic RSI yang berada di area oversold dan adanya akumulasi beli di level support, mengindikasikan potensi terjadinya technical rebound.
Namun peluang rebound akan terkonfirmasi jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.780. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan berfluktuasi pada kisaran 7.550-7.780.
“Perkembangan situasi keamanan dan politik domestik serta pergerakan rupiah diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG,” tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas pada Selasa (2/9/2025).
Adapun, sentimen lainnya yang memengaruhi pergerakan IHSG antara lain data indikator ekonomi domestik yang masih solid. Indeks PMI manufacturing misalnya naik pada level 51,5 pada Agustus 2025, dibandingkan 49,2 pada bulan sebelumnya.
Angka PMI manufacturing itu juga merupakan level tertinggi sejak Maret 2025 dan memasuki area ekspansi untuk pertama kalinya setelah selama lima bulan berada di area kontraksi.
Neraca perdagangan per Juli 2025 juga masih membukukan surplus sebesar US$4,18 miliar, dibandingkan US$4,11 miliar pada bulan sebelumnya.
Adapun, inflasi per Agustus 2025 melambat menjadi 2,31% secara tahunan (Year on Year/YoY) dibandingkan 2,37% YoY pada bulan sebelumnya, seiring dengan adanya deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (Month on Month/MoM).
Phintraco Sekuritas menilai terdapat sejumlah saham yang patut diperhatikan hari ini. Deretan saham yang direkomendasikan hari ini antara lain PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) dan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.