IHSG cetak rekor tertinggi, peluang tembus 9.000 kian terbuka

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa setelah ditutup menguat 0,90% ke level 8.710,70 pada perdagangan Senin (8/12/2025).

Penguatan tersebut menegaskan momentum bullish pasar domestik di tengah meningkatnya optimisme pelaku pasar global.

Kenaikan indeks didukung likuiditas pasar yang besar dengan total transaksi menembus Rp27 triliun. Minat beli juga merata di hampir seluruh sektor, tercermin dari 402 saham yang berhasil menguat.

Sentimen positif datang dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve dalam waktu dekat serta penguatan data perdagangan China yang mencatat kenaikan ekspor dan impor di atas perkiraan pasar.

Kembali Rekor, IHSG Masih Bisa Melaju pada Selasa (9/12)?

“Kombinasi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan perbaikan data perdagangan China menciptakan suasana risk-on yang kuat. Investor kembali agresif mengakumulasi aset berisiko, baik saham big caps maupun saham siklikal,” ujar Pengamat pasar modal dan Founder Republik Investor, Hendra Wardana dalam keterangan resminya, Senin (8/12/2025).

Secara teknikal, penguatan IHSG juga menempatkan indeks pada area krusial 8.600 sampai 8.770. Level ini kini berhasil ditembus sehingga membuka peluang penguatan lebih lanjut.

“Jika IHSG mampu bertahan di atas zona tersebut, peluang menuju 9.000 menjadi sangat terbuka. Namun sentimen eksternal seperti keputusan suku bunga The Fed dan rilis data ekonomi AS maupun China akan menjadi faktor penentu,” jelas Hendra.

Menurutnya, area support di 8.400 sampai 8.513 masih menjadi penyangga penting jika terjadi koreksi jangka pendek. Adapun kenaikan indeks pada perdagangan hari ini bersifat broad-based.

Meski sejumlah saham seperti DSSA, GOTO, COIN, MORA, dan ENRG memimpin penguatan, beberapa saham berkapitalisasi besar seperti TLKM, BRPT, AMMN, dan UNTR justru tertekan.

IHSG Berpeluang Cetak Rekor Lagi pada Selasa (9/12), Cek Rekomendasi Analis

Sejalan dengan penguatan IHSG, saham-saham komoditas, energi, teknologi, dan industri diperkirakan melanjutkan tren positifnya. Perbaikan kinerja ekspor China menjadi katalis bagi sektor pertambangan dan energi. Sementara itu, peningkatan belanja pemerintah diyakini menopang sektor industri dan konstruksi.

Hendra merekomendasikan beberapa saham untuk dicermati investor.

“Untuk jangka pendek, saham seperti KRAS dengan target Rp500 per saham, INDY target Rp2.200 per saham, BUMI target Rp300 per saham, hingga DEWA target Rp550 per saham bisa diperhatikan. Untuk investor agresif, ERAL menarik sebagai spec buy dengan target Rp370 per saham,” kata dia.

Dengan kondisi pasar yang kuat tetapi sensitif terhadap perubahan sentimen global, strategi terbaik saat ini adalah melakukan akumulasi bertahap pada saham-saham berfundamental solid sambil memanfaatkan pola buy on weakness.

“Jika katalis global bergerak sesuai ekspektasi, peluang IHSG menembus 9.000 bukan hanya memungkinkan tetapi bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan,” kata Hendra.