IHSG dibuka menguat tembus level 8.709, saham IPO Superbank (SUPA) terbang

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,26% ke level 8.709,38 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/12/2025). Saham RLCO, MUTU hingga SUPA terpantau melonjak tajam dan memuncaki daftar top gainers pagi ini.

Data RTI Business pukul 09.01 WIB menunjukkan, IHSG naik 0,26% atau 22,91 poin ke level 8.709,38 pada awal sesi perdagangan. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 8.699 hingga 8.717.

Total perdagangan saham mencapai 1,14 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp650,63 miliar dan frekuensi sebanyak 101.991 kali. Tercatat 314 saham menguat, 126 saham melemah, dan 194 saham stagnan. Kapitalisasi pasar atau market cap Bursa tercatat mencapai Rp16.018 triliun.

: Menanti RDG BI, IHSG Diramal Lanjut Menguat Hari Ini, Cek Saham AMRT hingga SMDR

Dari jajaran emiten big caps, saham TLKM terpantau menguat 1,14% atau 40 poin ke level harga Rp3.560 per lembar. Saham AMMN juga naik 1,88% atau 125 poin ke posisi Rp6.775 per lembar. Saham EMTK juga terpantau menguat 1,02% atau 15 poin ke level Rp1.485 per lembar.

Sementara itu, saham BMRI terpantau turun 0,80% ke posisi Rp4.960 per lembar, saham BBCA juga terkoreksi 0,62% menuju level Rp8.025 per lembar.

: : IHSG Rawan Koreksi ke 8.464–8.560, Cek Rekomendasi ADRO, JPFA, hingga TOWR

Adapun, penghuni top gainers pagi ini dihuni saham RLCO yang melejit 24,82% atau 170 poin ke level harga Rp855 per lembar. Saham MUTU juga melonjak 24,62% atau 32 poin ke posisi Rp162 per lembar. Tak ketinggalan saham Superbank (SUPA) yang baru saja listing di BEI juga terbang 24,41% atau 155 poin ke level harga Rp790 per lembar.

Sebelumnya, Tim analis MNC Sekuritas memprediksi indeks komposit berisiko lanjut koreksi di rentang 8.464-8.560 pada perdagangan hari ini (17/12/2025), setelah parkir di zona hijau pada penutupan perdagangan kemarin.

MNC Sekuritas menyatakan IHSG menguat 0,43% ke level 8.686,46 pada penutupan perdagangan Selasa (16/12/2025). Namun, penguatan tersebut masih dibayangi dominasi tekanan jual.

MNC Sekuritas memperkirakan IHSG saat ini berada di awal wave [iv] dari wave 5 pada label hitam. Kondisi tersebut membuka peluang koreksi lanjutan untuk menguji area 8.464–8.560 sekaligus menutup celah gap tipis.

“Namun pada skenario terburuk (merah), IHSG diperkirakan telah menyelesaikan wave (1) dan berpotensi terkoreksi lebih dalam menuju area 8.000-an,” tulis Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset harian, Rabu (17/12/2025).

Pada perdagangan hari ini, level support IHSG diperkirakan berada di area 8.553 dan 8.493, sementara level resistansi berada di kisaran 8.714 hingga 8.821.

Adapun saham-saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini meliputi ADRO, BRIS, JPFA, dan TOWR.

Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan investor cenderung berhati-hati menjelang pengumuman hasil RDG BI yang akan dirilis pada hari ini, Rabu (17/12/2025). BI diperkirakan akan mempertahankan BI Rate pada level 4,75% di tengah pelemahan rupiah.

Secara teknikal, negative slope MACD semakin melebar, namun Stochastic RSI berada di area oversold dan berpotensi membentuk Golden Cross. IHSG berhasil ditutup di atas level MA5. Sehingga diperkirakan jika IHSG mampu bertahan ditutup di atas level 8.750, maka IHSG berpotensi akan melanjutkan penguatan. 

“Namun jika tidak, diperkirakan IHSG masih akan berkonsolidasi dalam kisaran 8.600-8.750,” tulis Phintraco Sekuritas.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan RI memastikan tarif bea keluar untuk komoditas batu bara akan diberlakukan mulai 1 Januari 2026, dengan perkiraan tarif berkisar antara 1% hingga 5%.

Hal ini diperkirakan akan berdampak terhadap penurunan marjin laba untuk emiten batu bara yang orientasi ekspor batu baranya relatif besar. Di lain sisi, kebijakan ini berpotensi akan meningkatkan penerimaan negara.

Sebelumnya untuk bea keluar emas sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan yang juga mulai berlaku 1 Januari 2026, dengan besaran tarif berkisar 7,5%-15%.

Dari global, data nonfarm payrolls meningkat 64.000 pada bulan November, melampaui ekspektasi sebesar 50.000 dan di atas penurunan 105.000 pada bulan Oktober. Tingkat pengangguran pada bulan November naik menjadi 4,6%, dibandingkan dengan perkiraan 4,5%.

Ini adalah level tertinggi dalam lebih dari empat tahun, yang menggarisbawahi kekhawatiran baru-baru ini tentang perlambatan di pasar tenaga kerja AS.

Data ini dirilis beberapa hari sebelum data CPI untuk bulan November, yang juga akan dicermati oleh investor. Data pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua pertimbangan utama the Fed untuk memangkas suku bunga.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.