
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (5/12/2025) di level 8.632,76 atau melemah tipis 0,09%. Meski terkoreksi harian, secara mingguan IHSG tetap mencatat kenaikan 1,46%.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menilai penguatan IHSG selama sepekan ini didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang kini berada di atas 85%. “Ini menjadi penopang penguatan indeks,” kata Nafan, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan, sejumlah indikator makro dalam negeri juga memberi dukungan. PMI manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansif, inflasi stabil, serta neraca perdagangan yang kembali mencatat rekor positif. “Kinerja sektor-sektor strategis juga berada di atas standar internasional, sehingga memperkuat persepsi pasar,” jelasnya.
Prospek Cerah IHSG di 2026, Simak Kata Analis
Sepanjang pekan ini, IHSG juga ditopang oleh dominasi aksi beli. Data perdagangan menunjukkan masih adanya arus masuk investor asing dengan nilai sekitar Rp1 triliun.
Head of Research Retail MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, sentimen pasar pada pekan ini dipengaruhi tiga faktor utama. Pertama, rilis data makro Indonesia seperti inflasi yang melandai dan neraca dagang yang tetap surplus.
Kedua, investor menanti keputusan kebijakan The Fed yang akan diumumkan tanggal 10 Desember 2025 mendatang, sementara data PCE (Personal Consumption Expenditures) yang akan segera dirilis ini turut jadi perhatian.
Ketiga, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan kenaikan harga emas dunia.
Dengan kombinasi sentimen global dan domestik tersebut, analis menilai IHSG masih berpotensi melanjutkan tren positif, meski tetap dibayangi volatilitas menjelang keputusan The Fed.
Rupiah Menguat 0,16% ke Rp 16.648 per Dolar AS Dalam Sepekan, Ini Sentimennya