IHSG Pekan Ini Tembus ATH Baru, Simak Sektor Saham yang Berpotensi Menguat ke Depan

Ussindonesia.co.id JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini, 3-7 November 2025, meningkat 2,83% atau 230,71 poin ke 8.394,59. Level penutupan ini menjadi rekor tertinggi (all time high/ATH) baru.

Saham yang menguat dalam periode ini dipimpin oleh emiten sektor infrastruktur yang rata-rata kenaikannya mencapai 5,98%, disusul saham sektor energi yang meningkat 4,88%, saham sektor industri naik 4,12%, dan saham sektor konsumer siklikal yang menguat 3,25%. Sedangkan penguatan terkecil dialami saham sektor healthcare yang hanya menguat 0,43%.

Sementara sektor saham yang mengalami tekanan ke zona merah pada periode ini berasal dari saham sektor properti dan real estate dalam sepekan terpangkas -3,60%, dan saham sektor konsumer non-siklikal susut -2,27%.

: Merdeka Copper (MDKA) Beberkan Faktor Lesatan Harga Saham MBMA

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta menjelaskan berdasarkan relative rotation graph (RRG), kondisi ini mengindikasikan sejumlah saham sektoral mendapat momentum untuk melanjutkan penguatan, begitu pula sebaliknya.

“Ada yang turun dari kuadran leading, IDX industrial sedang turun, properti agak turun tapi belum terlalu terlihat. Industrial yang signifikan turunnya. Kalau saya lihat, sektor industrial mulai turun karena aksi profit taking dari global fund managers,” kata Nafan kepada Bisnis, dikutip Sabtu (8/11/2025).

: : Target Harga Terbaru Saham HMSP Usai Rilis Kinerja Kuartal III/2025

Berdasarkan RRG per 4 November 2025, saham sektor industri dan sektor properti memang masih berada di kuadran leading namun menunjukkan pola menurun ke kuadran weakening.

IHSG – TradingView

Sementara itu, saham sektor teknologi dan sektor infrastruktur yang berada dalam kuadran weakening menunjukkan pola bergerak ke kuadran lagging.

: : Menakar Kinerja Laba Punggawa Baru MSCI Small Caps Index November 2025, ENRG Hingga DSNG Cs.

Momentum apik diperlihatkan oleh saham sektor finansial yang walaupun masih berada dalam kuadran lagging, menunjukkan pola merangkak naik ke kuadran improving.

“Sektor yang menunjukkan [terimbas] aksi profit taking bisa kita lihat dari relative rotation graph, kita melihat indeks yang lagi turun dari leading sector,” ungkap Nafan.

Adapun, dalam penutupan pasar Jumat (7/11), saham sektor industri turun 0,27% ke 1.695,25. Bila diurutkan berdasarkan top loser, saham PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN) terpangkas 7,69%, disusul saham PT Kokoh Inti Arebama Tbk. (KOIN) melemah 6,85%, saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) turun 6,72%, hingga saham PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK) yang ditutup turun 5,56%.

Walau begitu, sejumlah saham dengan kapitalisasi pasar yang besar ditutup menguat, di antaranya ada PT Astra International Tbk. (ASII) yang menguat 1,58% ke Rp6.425 dan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang menguat 0,46% ke Rp27.500.

Sementara itu, saham sektor finansial pada perdagangan Jumat (7/11) ditutup naik 0,41% ke 1.474,59. Penguatan sektor ditopang saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 1,46% ke Rp8.675, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) ditutup naik 1,35% ke Rp4.500, sampai saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) naik 0,80% ke Rp2.510.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.