IMF Minta Bank of Japan Naikkan Suku Bunga Secara Bertahap

Jakarta, IDN Times – Dana Moneter Internasional (IMF) mengimbau Bank of Japan (BOJ) agar sangat berhati-hati dalam menaikkan suku bunga, sembari tetap menjaga kebijakan longgar demi stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian perdagangan dunia.​

Nada Choueiri, Deputi Direktur IMF untuk Asia dan Pasifik, menyampaikan bahwa perekonomian Jepang tahun ini menunjukkan performa di atas ekspektasi berkat konsumsi dan ekspor yang kuat, serta adanya kesepakatan dagang antara Tokyo dan Washington yang membantu meredakan sebagian kekhawatiran terkait stabilitas ekonomi.​

1. Imbauan bertahap dari IMF kepada BOJ https://x.com/ReutersAsia/status/1978600582483935336

Nada Choueiri mengatakan bahwa tantangan utama bagi BOJ adalah menjaga agar kebijakan moneter tetap akomodatif sembari bergerak perlahan dalam penyesuaian suku bunga di tengah gejolak perdagangan global.

“Ke depan, pendekatan bertahap sangat penting mengingat derajat ketidakpastian yang ada,” kata Choueiri pada Rabu (15/10/2025), dilansir Investing.

IMF menegaskan bahwa BOJ perlu memperhatikan seluruh data ekonomi yang masuk sebelum mengambil tiap keputusan penguatan suku bunga.

“BOJ tidak tertinggal dalam mengantisipasi risiko inflasi. Tekanan harga saat ini masih seimbang dan tidak menunjukkan tanda-tanda overheating,” kata Choueiri.

2. Risiko pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global https://x.com/FirstSquawk/status/1978084591085735974

IMF menyoroti adanya risiko penurunan pertumbuhan akibat ketidakpastian politik dan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, serta kemungkinan perubahan kondisi keuangan global yang masih longgar.

“Risiko terhadap pertumbuhan lebih condong ke arah negatif akibat ketidakpastian perundingan dagang antara AS dan China serta potensi perubahan mendadak pada kondisi finansial global,” kata Choueiri.

Dalam analisis IMF, selain faktor eksternal, terdapat pula keraguan apakah kenaikan upah domestik dapat menopang konsumsi sehingga inflasi bisa bertahan di kisaran target BOJ sebesar 2 persen.

“Ada ketidakpastian mengenai apakah upah di Jepang akan terus meningkat dan cukup mendukung konsumsi agar inflasi bisa stabil di sekitar target 2 persen,” ujar Choueiri.​

3. Prospek kenaikan suku bunga pada pertemuan BOJ selanjutnya

BOJ dijadwalkan akan menggelar rapat kebijakan moneter berikutnya pada 29 dan 30 Oktober 2025, diikuti oleh pertemuan pada Desember 2025 dan Januari 2026.

“Rapat BOJ berikutnya pada akhir Oktober 2025 akan menjadi perhatian pasar, dengan ekspektasi bahwa bank sentral mungkin menaikkan suku bunga lagi pada awal tahun depan,” kata Choueiri.​

Namun, keputusan BOJ sangat dipengaruhi oleh data aktual inflasi, kenaikan harga pangan, serta dampak melemahnya yen terhadap biaya impor.

“Kami belum melihat gejala kenaikan konsumsi dan inflasi yang membahayakan,” ucap Choueiri.

Ia menegaskan, keputusan stimulus atau belanja fiskal dari pemerintah Jepang harus bersifat sementara dan tepat sasaran mengingat beban utang negara yang tinggi.

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3 Persen Bos IMF Bunyikan Alarm Bahaya Dampak Serangan AS ke Iran, Apakah Itu? Apa Perbedaan IMF dan Bank Dunia?