MALANG – Kabar baik datang dari Kota Malang! Tekanan inflasi di kota ini menunjukkan tren yang melandai pada November 2025, dan yang terpenting, masih terkendali dalam kisaran target yang ditetapkan.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,16% (month to month/mtm) pada November. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,31% (mtm).
“Dengan pencapaian ini, inflasi tahunan Kota Malang tercatat sebesar 2,71% (year-on-year/yoy),” ungkap Febrina pada Selasa, 2 Desember 2025.
Kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi pendorong utama inflasi IHK di November 2025, dengan andil inflasi sebesar 0,08% (mtm). Secara lebih spesifik, inflasi di Kota Malang dipicu oleh kenaikan harga komoditas seperti emas perhiasan, tomat, cabai merah, bawang merah, dan kacang panjang. Andil masing-masing komoditas tersebut adalah 0,06%, 0,03%, 0,02%, 0,02%, dan 0,02% (mtm).
Kenaikan harga emas perhiasan ini sejalan dengan tren peningkatan harga komoditas emas yang terus berlanjut hingga November 2025. Sementara itu, melonjaknya harga tomat, cabai merah, dan bawang merah disebabkan oleh penurunan produksi akibat tingginya curah hujan yang mengganggu produksi dan distribusi, di tengah permintaan masyarakat yang meningkat.
Namun, kabar baiknya, laju inflasi yang lebih tinggi berhasil diredam oleh beberapa komoditas yang justru mengalami deflasi, seperti beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Masing-masing komoditas tersebut memberikan andil deflasi sebesar -0,04%, -0,03%, dan -0,01% (mtm). Penurunan harga ini terjadi seiring dengan pasokan yang tetap terjaga.
Keberhasilan Kota Malang dalam menjaga inflasi tetap terkendali tak lepas dari koordinasi solid yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sinergi kolaboratif ini diwujudkan melalui berbagai upaya, termasuk pelaksanaan Gelar Pangan Murah (GPM) yang diadakan secara bergiliran di 5 kecamatan Kota Malang pada 19-28 November 2025. Selain itu, TPID juga aktif memantau harga bahan pokok selama November, mengadakan kegiatan penanaman cabai pada 7 November 2025, berpartisipasi dalam HLM TPID Provinsi Jawa Timur pada 25 November 2025, serta mengikuti rakor TPID mingguan sepanjang November 2025.
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy),” pungkas Febrina, menegaskan komitmen untuk terus menjaga stabilitas harga di Kota Malang.
Ringkasan
Inflasi di Kota Malang menunjukkan tren melandai pada November 2025, dengan inflasi sebesar 0,16% (mtm) atau 2,71% (yoy). Pendorong utama inflasi adalah kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama komoditas seperti emas perhiasan, tomat, dan cabai merah.
Laju inflasi berhasil diredam oleh deflasi pada komoditas seperti beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Keberhasilan ini tak lepas dari koordinasi TPID melalui berbagai upaya seperti Gelar Pangan Murah dan pemantauan harga. Sinergi kebijakan akan terus diperkuat untuk menjaga inflasi dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy).