Ussindonesia.co.id MAKASSAR – Iklim investasi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menunjukkan geliat yang signifikan, ditandai dengan lonjakan jumlah investor pasar saham. Sepanjang setahun terakhir, minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen saham kian meningkat pesat, mencetak rekor pertumbuhan yang mengesankan.
Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2025, jumlah investor dengan Single Investor Identification (SID) di Sulampua telah menembus angka 394.093. Angka ini merepresentasikan pertumbuhan yang luar biasa sebesar 34,56% secara tahunan (year-on-year/yoy) sejak Agustus 2024. Pertumbuhan investor saham ini bahkan melampaui capaian instrumen investasi lainnya seperti reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN), yang mengindikasikan pergeseran preferensi investasi di kalangan masyarakat.
: Nikmati Kupon hingga 10,5%, Investor Obligasi Siap-Siap Terima Dana dari Franky Oesman Widjaja
Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menegaskan bahwa tren positif ini adalah cerminan dari meningkatnya antusiasme publik untuk terlibat di pasar saham. Aktivitas transaksi pun menunjukkan performa solid, dengan akumulasi nilai transaksi di wilayah Timur mencapai Rp41,91 triliun sepanjang periode Januari hingga Agustus 2025.
Meskipun instrumen reksa dana masih mendominasi total jumlah investor di wilayah Sulampua dengan 1,09 juta SID per Agustus 2025, pertumbuhan investor saham tahun ini menjadi yang paling agresif. Mochlasin menambahkan pada Senin (27/10/2025) bahwa pertumbuhan investor reksa dana selama setahun terakhir hanya mencapai 25,15% yoy, jauh di bawah kinerja saham.
: : Mengintip Wacana Pembentukan Indeks EBT untuk Tarik Investor Hijau Bursa
Sementara itu, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) mencatat jumlah investor paling rendah, yakni 38.519 SID, dengan pertumbuhan paling lambat sebesar 10,58% yoy. Secara keseluruhan, sektor pasar modal di Sulampua tetap menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan total 1,15 juta SID hingga Agustus 2025, atau meningkat 25,57% secara tahunan.
: : Lika-Liku Proyek DME Pengganti LPG: Ditinggal Investor, Terganjal Keekonomian
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Budi Susetiyo, menjelaskan bahwa lonjakan SID saham tahun ini didorong oleh edukasi pasar saham yang gencar dilakukan oleh berbagai perusahaan sekuritas. Situasi ini kontras dengan aktivitas edukasi untuk reksa dana dan SBN yang dinilai kurang aktif dalam beberapa tahun terakhir. Selain faktor edukasi, jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 5.000 beberapa bulan silam juga menjadi pemicu bagi sebagian kalangan untuk terjun ke instrumen ini, melihat adanya potensi keuntungan yang menarik.