IPO Abadi Lestari (RLCO), saham langsung ARA

Ussindonesia.co.id JAKARTA – Harga saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk. (RLCO) langsung naik secara signifikan saat melakukan pencatatan saham perdana di Bursa pada perdagangan hari ini, Senin (8/12/2025).

Berdasarkan data Bursa, harga saham RLCO langsung naik 34,52% saat dibuka. Dengan begitu, RLCO yang semula menetapkan harga penawaran umum senilai Rp168 per saham, langsung naik menjadi Rp226 per saham sejak dibuka hari ini atau mengalami auto rejection atas (ARA).

Mengacu prospektusnya, RLCO akan memanfaatkan seluruh dana yang dihimpun dalam IPO untuk membeli sarang burung walet sebagai modal kerja. Sebesar 56,33% bakal dialokasikan untuk pemenuhan modal kerja RLCO dalam rencana pembelian sarang burung walet. 

: Sekuritas Pieter Tanuri (Buana Capital) Diakuisisi Robinhood Amerika

Abadi Lestari- TradingView

Sementara itu, sebesar 43,67% bakal dialokasikan kepada PT Realfood Winta Asia (RWA) sebagai penyertaan modal untuk melakukan pembelian sarang burung walet. Abadi Lestari Indonesia menggenggam 93,75% saham RWA.

: : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini Senin, 8 Desember 2025

Perusahaan ini berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur dan telah didirikan sejak 2014. Sejak saat itu, RLCO telah melakukan ekspor terhadap sarang burung walet sebagai lini usaha utamanya.

Di pasar internasional, produk RLCO telah menembus pasar China, Hong Kong, hingga AS. Di sisi operasional, Abadi Lestari Indonesia memiliki kapasitas produksi untuk sarang burung walet mencapai 32 ton per Mei 2025.

: : Sekuritas Jor-joran Kerek ATH Baru, IHSG Diramal Tembus 10.500

Selain itu, RLCO juga memiliki kapasitas produksi 5,40 juta unit consumer goods jar, 2,52 juta unit produksi jelly, dan 1,29 juta unit kapasitas produksi powder yang dijalankan oleh anak usaha. Beberapa portofolio perseroan antara lain minuman sarang burung walet, kaldu ayam, suplemen kolagen, dan nutrisi berbasis protein.

“Perseroan tumbuh dari eksportir sarang burung walet menjadi salah satu pemimpin kesehatan konsumen di Indonesia. Menyelaraskan diri dengan perubahan preferensi konsumen dan kebutuhan kesehatan, perseroan bertransformasi dari ekspor bahan mentah menjadi produsen untuk produk Superfood melalui anak usaha,” kata manajemen dalam prospektusnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.