
Ussindonesia.co.id JAKARTA. PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) mencatat lonjakan kinerja sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Pendapatan perusahaan mencapai Rp297,2 miliar atau tumbuh 77,8% dibanding periode sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh kenaikan signifikan dari segmen Software Services, yang melesat 402,6% secara tahunan menjadi Rp133,8 miliar.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menjelaskan peningkatan kontribusi Software Services, khususnya solusi IntelliBro, telah mendorong ekspansi margin secara signifikan.
“Software berperan besar dalam kenaikan margin. Itu yang memungkinkan kinerja CYBR berbalik positif, baik pada level operasional maupun bottom line,” kata Liza dalam riset yang diterima Kontan, Rabu (10/12/2025).
Ekspansi ITSEC Asia (CYBR) ke Luar Negeri di 2026 Bisa Mengungkit Valuasi Saham
Hingga 9M25, CYBR membukukan gross profit Rp137,8 miliar, naik 213% dari tahun sebelumnya, sehingga gross profit margin melebar menjadi 46,4% dari 26,3%. Perusahaan juga berbalik mencetak laba bersih Rp11,5 miliar, dari sebelumnya rugi Rp42 miliar di 9M24.
Meski demikian, kinerja kuartal III-2025 menunjukkan adanya tekanan. Pendapatan turun menjadi Rp66,8 miliar atau turun 29,7% secara kuartalan akibat normalisasi volume proyek dan adanya penyesuaian beberapa kontrak luar negeri.
Dengan basis biaya operasional yang cenderung tetap, margin CYBR tertekan, sehingga kembali membukukan rugi bersih Rp25,2 miliar di 3Q25.
Pandu Maulana Anwari, Research Intern Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai volatilitas kuartalan tersebut lebih dipengaruhi faktor timing serta lonjakan belanja operasional di kuartal ketiga.
“G&A di 3Q25 meningkat cukup tajam seiring perekrutan, biaya tools, dan inisiatif baru seperti ITSEC AI dan Cyber Academy. Eksekusi dan disiplin biaya akan jadi kunci agar tekanan seperti ini tidak berulang,” terang Pandu.
Ke depan, Kiwoom Sekuritas memandang prospek CYBR pada 2025 masih positif. Pengetatan regulasi perlindungan data pribadi, meningkatnya kesadaran risiko kebocoran data, serta adopsi layanan berbasis AI dinilai menjadi katalis bagi permintaan solusi keamanan siber.
CYBR Chart by TradingView
Secara historis, kuartal IV juga menjadi periode terkuat CYBR karena adanya realisasi anggaran TI perusahaan.
Kiwoom memproyeksikan pendapatan CYBR dapat mencapai Rp560 miliar pada 2025 atau tumbuh 72% secara tahunan (YoY), dengan potensi laba bersih Rp25 miliar. Marjin EBITDA juga diperkirakan meningkat menjadi 8,7%, sementara net profit margin mencapai 4,5%.
Kiwoom Sekuritas menetapkan rekomendasi beli untuk saham CYBR. Target harga dinaikkan menjadi Rp1.720 per saham berdasarkan valuasi gabungan Price to Sales dan Discounted Cash Flow.
Estimasi tersebut mencerminkan P/S (Price to Sales Ratio) 2026F sebesar 12,8 kali dan PBV (Price to Book Value) 21,6 kali.
Kiwoom juga mengingatkan sejumlah risiko seperti konsentrasi pendapatan dari satu klien besar, potensi realisasi proyek yang lebih lambat pada kuartal akhir, kenaikan opex yang tidak terkendali, serta kompetisi yang makin intens di segmen perangkat lunak dan tools keamanan.
Per Rabu (10/12/2025), saham CYBR ditutup melemah 2,86% ke level Rp1.360 per saham.