Ussindonesia.co.id , JAKARTA—Ada kabar terbaru dari emiten pengembang panas bumi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), yakni investor kakap mengurangi eksposurnya terhadap saham milik konglomerat Prajogo Pangestu ini.
Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Senin (13/10/2025), para pemegang saham BREN dengan porsi terbesar, yakni sesama entitas Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 64,67%. Kemudian, Green Era Energy Pte. Ltd dengan kepemilikan 21,92% dan kepemilikan langsung Prajogo Pangestu sebesar 0,1%. Sisanya, investor publik menguasai 13,3% saham BREN.
Komposisi ini pun akan berubah sejalan dengan aksi jual saham oleh investor kakap. Green Era Energy Pte Ltd. tercatat mengurangi pengaruhnya di tubuh BREN pada awal Oktober 2025 dengan total Rp7,1 triliun dari 11 Agustus hingga 2 Oktober 2025 dengan melepas 816.276.900 saham. Terbaru, Corporate Secretary Barito Renewables Energy Agus Sandy Widyan menyampaikan Green Era Energy melanjutkan aksinya dengan menjual 88.070.000 saham BREN pada 6 Oktober 2025.
Adapun, harga penjualan rata-rata di level harga Rp9.400. Dengan demikian, total nilai divestasi saham BREN oleh Green Era Energy pada awal Oktober itu mencapai Rp827,85 miliar.
“Tujuan transaksi menambah free float dan likuiditas saham yang beredar di pasar,” tulis Merly dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (10/10/2025).
Setelah transaksi saham ini, jumlah kepemilikan Green Era Energy Pte Ltd berkurang menjadi 30.673.313.100 atau setara dengan hak suara 22,92% dibandingkan dengan kepemilikan sebelum transaksi sebanyak 30.761.383.100 atau setara dengan 22,99%. Green Era Energy juga menjelaskan saat ini bukan pengendali dari BREN. Akan tetapi, perusahaan terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, yaitu BRPT.
Sebelumnya, Green Era Energy juga terekam menjual 481,22 juta saham BREN pada 2 Oktober 2025. Transaksi itu dilakukan dengan harga rata-rata Rp8.650 per saham. Dengan demikian, akumulasi nilainya mencapai Rp4,16 triliun, terbesar dalam dua bulan terakhir.
Aksi BREN menambah porsi saham investor publik ini membuka peluang masuk radar indeks bergengsi, Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada periode kocok ulang atau rebalancing November 2025.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan saham-saham yang berpotensi masuk dalam MSCI cenderung memiliki performa harga yang menguat tajam, disertai peningkatan kapitalisasi pasar (market cap) dan bobot dalam indeks.
“Kalau hemat saya, emiten-emiten yang berhak untuk masuk ke MSCI Index di November nanti adalah yang mengalami performa kenaikan signifikan, baik dari sisi market cap maupun market weighting,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (10/10/2025).
Dia menuturkan, jika menilik pergerakan harga di pasar, saham-saham berbasis konglomerasi mendominasi daftar kandidat potensial karena mencatatkan reli harga yang konsisten dalam jangka menengah. Beberapa di antaranya yakni BREN, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU).
Selain itu, Nafan menyoroti potensi BRPT yang tengah menunjukkan tren kenaikan harga saham atau uptrend sejak kuartal ketiga tahun ini. Menurutnya, penguatan harga saham di kelompok emiten tersebut mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
“Kenaikan harga saham ini merefleksikan seberapa kuat komitmen emiten-emiten konglomerasi dalam menerapkan good corporate governance. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi investor global,” tutur Nafan.
Lebih jauh, Nafan menjelaskan bahwa keberadaan saham dalam indeks MSCI memiliki arti penting karena menjadi acuan utama bagi manajer investasi global dalam membentuk portofolio. Dari sisi teknikal, dia menambahkan bahwa sebagian besar saham-saham yang disebutkan telah mencapai target harga yang ditetapkan sebelumnya.
“Rata-rata secara teknikal sudah berhasil mencapai target price dengan baik,” katanya.
Di lantai Bursa hingga penutupan perdagangan Jumat (10/10/10), saham BRPT melonjak 365,22% year-to-date (YtD), sedangkan BREN menguat 6,20%. Sementara itu, saham EMTK melesat 189,63% YtD, RAJA naik 108,64% YtD, dan RATU meningkat 107,81% dalam enam bulan terakhir.