Pasar Kripto Masih Merah, Ini yang Perlu Dicermati Hingga Akhir Tahun

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Pasar kripto masih anjlok, imbas ancaman tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China.

Mengacu data Coinmarketcap, Rabu (15/10/2025), kapitalisasi pasar kripto masih turun 2,17% ke US$ 3,86 triliun. Di saat yang sama, harga Bitcoin turun 2,21% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 112.812 per koin, dan anjlok 7,38% dalam sepekan.

Sama halnya dengan Ethereum yang turun 3,53% secara harian dan 8,06% dalam sepekan ke US$ 4.104 per koin. Altcoin Solana, Tether, BNB juga kompak terkoreksi masing-masing sebesar 3,91%, 0,06%, dan 7,66% dalam 24 jam terakhir.

Skandal Kripto Raksasa: AS Sita Bitcoin Rp224 Triliun, Taipan Kamboja Jadi Tersangka

Melihat situasi ini, Chairman Indodax Oscar Darmawan menganjurkan, dalam jangka pendek, investor perlu memantau situasi geopolitik, data ekonomi global, dan keputusan kebijakan suku bunga dari bank sentral besar.

Sementara dalam jangka panjang, yang perlu diperhatikan adalah perkembangan teknologi blockchain, kejelasan regulasi, serta meningkatnya adopsi aset kripto oleh masyarakat, institusi dan negara.

Kendati, Oscar optimistis hingga akhir tahun prospek kripto masih positif.

“Dalam beberapa tahun terakhir, pasar kripto terbukti memiliki kemampuan untuk pulih dengan cepat setelah tekanan besar,” katanya kepada Kontan, Senin (13/10/2025).

Dengan situasi pasar yang merah saat ini, Oscar pun menyarankan investor untuk meninjau kembali tujuan dan jangka waktu investasinya, menghindari penggunaan leverage berlebihan, serta melakukan pembelian secara bertahap (strategi DCA) untuk menekan risiko fluktuasi harga.