Pemulihan Indofarma (INAF) bergantung suntikan modal kerja, ini rekomendasi analis

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Upaya PT Indofarma Tbk (INAF) dalam memperbaiki kinerja dan memulihkan fundamental usaha mulai menunjukkan sinyal positif, meski proses pemulihan dinilai masih berada pada fase awal dan sangat bergantung pada dukungan pendanaan.

Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai perbaikan kinerja Indofarma hingga triwulan III-2025 yang tercermin dari penurunan rasio beban usaha terhadap penjualan merupakan indikasi awal keberhasilan langkah efisiensi perseroan. Namun demikian, ia menegaskan bahwa Indofarma masih berada dalam fase bertahan hidup.

“Ini sinyal positif dari sisi efisiensi, tapi Indofarma masih berada di survival mode. Fokusnya sekarang bukan hanya menekan biaya, tapi memastikan arus kas operasional bisa positif supaya pemulihan tidak hanya di atas kertas,” ujar Wafi kepada Kontan, Rabu (24/12/2025).

Indofarma (INAF) Kikis Kerugian Hingga 23,66% per Kuartal III 2025

Terkait target pertumbuhan pendapatan sebesar 112% pada 2026, Wafi menilai target tersebut cukup ambisius namun masih tergolong realistis mengingat basis kinerja tahun sebelumnya yang rendah. Meski begitu, realisasi target tersebut sangat ditentukan oleh ketersediaan modal kerja.

“Target ini realistis kalau suntikan modal kerja benar-benar cair. Kuncinya ada di pemulihan rantai pasok. Kalau tidak ada kas untuk beli bahan baku, pesanan yang masuk juga tidak akan bisa dipenuhi,” jelasnya.

Wafi juga menyoroti potensi pendanaan dari Danantara Indonesia sebagai katalis penting bagi pemulihan Indofarma, terutama untuk memperbaiki kepercayaan para pemasok dan menurunkan risiko keuangan perseroan.

RUPSLB Indofarma (INAF) Restui Perubahan Anggaran Dasar, Bidik Kenaikan Pendapatan

“Pendanaan dari Danantara bisa menjadi katalis positif, terutama untuk membangun kembali trust. Dukungan negara penting agar supplier berani kembali memasok bahan baku dan membantu Indofarma keluar dari tekanan ekuitas negatif,” kata Wafi.

Namun, dengan mempertimbangkan berbagai risiko yang masih membayangi serta proses restrukturisasi yang belum sepenuhnya rampung, Wafi menilai saham INAF saat ini masih layak dicermati secara hati-hati.

“Untuk sahamnya, kami masih wait and see,” tandasnya.

Indofarma (INAF) Jalani Restrukturisasi Bisnis, Kinerja Masih Tertekan