Pergerakan Bitcoin Dipengaruhi Keputusan The Fed, Ini Proyeksinya Hingga Akhir Tahun

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Meskipun tercatat naik akhir-akhir ini, harga aset kripto Bitcoin masih terkoreksi secara bulanan. Hal ini mengindikasikan, tanda-tanda pola musiman September Effect atau melemahnya Bitcoin di bulan September masih tercermin pada tahun ini.

Berdasarkan data Coinmarketcap, pada Minggu (14/9/2025) pukul 11.06 WIB, Bitcoin tercatat di level US$ 115.690, turun 0,19% dalam 24 jam terakhir, serta naik 4,57% dalam sepekan. Adapun dalam sebulan, Bitcoin telah terkoreksi 2,83%.

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Kanal Duit Pintar, Christopher Tahir menilai, fenomena September Effect hingga akhir bulan belum dapat dipastikan meskipun sangat memungkinkan untuk terjadi.

Pasar Kripto Indonesia Makin Kuat, CFX Tekankan Inovasi dan Regulasi

“Arah pergerakan masih akan ditentukan oleh seberapa banyak pemangkasan suku bunga The Fed selanjutnya, apakah satu kali lagi atau dua kali,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (12/9/2025).

Dalam jangka pendek, Christopher menilai arus ETF masih menjadi faktor utama yang diperhatikan oleh investor mainstream. Pasalnya, sentimen risiko mereka erat kaitannya dengan suku bunga, sehingga keputusan dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menjadi penting.

Hingga akhir bulan ini, Christopher mencermati puncak harga bulan Agustus bisa saja ditembus. “Kendati demikian, penembusannya diperkirakan tidak akan banyak,” imbuhnya.

Christopher memproyeksikan, kenaikan harga Bitcoin akan lebih signifikan di kuartal IV-2025. Dengan mengingat, perubahan petunjuk dari FOMC The Fed mendatang akan tetap menjadi perhatian investor.

16,5 Juta Investor Kripto, Reku Diganjar Yudhistira Award di CFX 2025

“Kalaupun naik ke rekor baru, hingga akhir tahun, saya proyeksikan targetnya ada di sekitar US$ 135.000,” tandasnya.