Prabowo Reshuffle Menteri, Pelaku Pasar Menanti Arah Kebijakan Fiskal

Jakarta, KONTAN.CO.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus menelan pil pahit pada penutupan perdagangan Senin (8/9/2025), anjlok ke zona merah di tengah gejolak politik menyusul perombakan kabinet Merah Putih yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada sore hari yang sama.

Penurunan signifikan ini tercatat oleh data RTI pada pukul 16.05 WIB, di mana IHSG merosot tajam sebesar 1,28% atau kehilangan 100,49 poin, mengakhiri hari di level 7.766,84. Kondisi ini sontak memicu perhatian luas di kalangan pelaku pasar modal.

Penyebab utama gejolak pasar saham ini diungkapkan oleh Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan. Menurutnya, pergantian posisi Menteri Keuangan dari sosok berpengalaman seperti Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sentimen besar yang tak terhindarkan bagi pasar. Hal ini tidak terlepas dari reputasi Sri Mulyani yang selama ini telah menjadi simbol kredibilitas fiskal Indonesia di mata para investor global.

Felix menjelaskan kepada Kontan pada Senin (8/9), bahwa begitu kabar perombakan kabinet tersebar, reaksi negatif pasar saham dengan IHSG yang langsung terpuruk ke zona merah adalah hal yang wajar. Ketidakpastian mendominasi, lantaran investor berupaya mencari kepastian terkait arah kebijakan fiskal ke depan. Kekhawatiran terbesar mereka adalah apakah prinsip disiplin fiskal dan transparansi yang selama ini menjadi fondasi kuat akan tetap terjaga di bawah kepemimpinan baru.

Namun, Felix juga menyoroti bahwa Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah sosok baru dalam kancah kebijakan ekonomi nasional. Beliau memiliki rekam jejak panjang, termasuk pengalaman di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang bisa menjadi modal penting untuk menahkodai keuangan negara.

Potensi adaptasi pasar akan sangat bergantung pada kemampuan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menunjukkan konsistensi terhadap disiplin fiskal, menjaga defisit tetap terkendali, serta membangun koordinasi yang solid dengan Bank Indonesia. Jika hal ini terwujud, Felix meyakini pasar dapat beradaptasi dengan cepat. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, ia memprediksi akan terjadi shock dan aksi jual. Namun, untuk jangka menengah, stabilitas dapat kembali dicapai asalkan komunikasi kebijakan berlangsung jelas. Untuk perdagangan Selasa (8/9), Felix memperkirakan IHSG masih akan bergerak di zona merah.

Senada dengan pandangan tersebut, Pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, juga menegaskan bahwa anjloknya IHSG pada perdagangan Senin (8/9/2025) merupakan respons negatif yang jelas dari pasar terhadap perombakan kabinet.

Kepada awak media di Jakarta pada Senin (8/9), Reydi menjelaskan, ketidakpastian seputar arah kebijakan ekonomi, khususnya penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dikenal sebagai pilar utama stabilitas fiskal, telah memicu gelombang kekhawatiran di kalangan investor, terutama investor asing.

Lebih lanjut, Reydi menekankan bahwa optimisme pasar sangat bergantung pada sinyal awal arah kebijakan yang pro-investor dari pemerintahan baru. Hal ini krusial untuk mengembalikan kepercayaan dan menarik modal kembali ke bursa.

Menyikapi kondisi ini, Reydi menyarankan agar para investor tetap tenang dan bersikap selektif dalam memilih saham-saham yang memiliki fundamental kuat. Ia juga merekomendasikan pelaku pasar untuk tidak terburu-buru melakukan panic selling, mengingat fluktuasi penurunan semacam ini, berdasarkan pengamatannya, cenderung bersifat jangka pendek dan akan mereda seiring dengan kejelasan kebijakan pemerintah.