Nilai IPO Merdeka Gold (EMAS) Bakal Sentuh Rp4,66 Triliun, Lampaui CDIA & CBDK

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) bersiap mencetak sejarah dalam dinamika pasar modal Indonesia. Perusahaan ini diproyeksikan akan menggelar initial public offering (IPO) paling jumbo sepanjang tahun ini, dengan potensi perolehan dana fantastis mencapai Rp4,66 triliun. Angka ini secara signifikan melampaui rekor IPO sebelumnya yang dipegang oleh CDIA, CBDK, dan YUPI, mengukuhkan posisinya sebagai penawaran umum perdana terbesar di tahun berjalan.

Dalam aksi korporasi yang menarik perhatian investor ini, Merdeka Gold Resources telah melepas 10% saham baru kepada publik, yang setara dengan 1.618.023.300 lembar saham. Harga pelaksanaan IPO Merdeka Gold Resources ditetapkan pada Rp2.880 per saham, setelah sebelumnya ditawarkan dalam rentang harga awal Rp1.800–Rp3.020 per saham. “Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah Rp4.659.907.104.000 [sekitar Rp4,66 triliun],” demikian keterangan manajemen EMAS dalam prospektus tambahan, Selasa (16/9/2025).

Sebagai anak usaha dari konglomerat pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), EMAS telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 September 2025. Setelah persetujuan tersebut, penawaran umum saham EMAS kepada investor akan berlangsung dari 17 hingga 19 September 2025. Puncak seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 23 September 2025.

Rencana penggunaan dana hasil IPO yang melimpah ini pun telah dirinci. Mayoritas dana, sekitar Rp3,88 triliun, akan dialokasikan untuk melunasi utang kepada induk perusahaannya, MDKA. Tercatat, hingga 10 September 2025, pokok utang EMAS kepada MDKA memang mencapai Rp4,2 triliun, menjadikan pelunasan ini prioritas utama.

Selain untuk pembayaran utang, EMAS juga mengalokasikan dana untuk ekspansi dan kebutuhan operasional. Sebanyak US$20 juta (setara Rp329,2 miliar) akan disetorkan sebagai modal bertahap kepada entitas PT Pani Bersama Tambang. Dana ini krusial untuk menunjang pembelian bahan baku dan biaya karyawan. Sementara itu, sisa dana sekitar US$20 juta akan disalurkan sebagai pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera.

Lonjakan nilai IPO Merdeka Gold Resources ini memang mengukuhkan posisinya sebagai yang terbesar pada tahun berjalan hingga medio September 2025. Dengan menembus angka Rp4 triliun, IPO EMAS secara signifikan melampaui tiga IPO jumbo yang terjadi sebelumnya di tahun ini, yang rata-rata berada di kisaran Rp2 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, tiga emiten yang sebelumnya mencatatkan IPO jumbo pada tahun ini adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI). CDIA, yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp2,37 triliun. Dana tersebut diperoleh dari pelepasan 12,48 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp190 per saham.

Menyusul di belakang CDIA adalah emiten properti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK). Sebagai anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dan terafiliasi dengan Sugianto Kusuma alias Aguan, CBDK sukses meraih dana hasil IPO sebesar Rp2,3 triliun.

Tak kalah menarik, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI) turut mencatatkan perolehan dana jumbo yang menyentuh angka Rp2 triliun dari IPO-nya tahun ini. Yupi melepas 854.448.900 saham kepada publik, dengan harga per saham dibanderol Rp2.390.

Secara lebih luas, geliat pasar modal nasional semakin terlihat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 10 perusahaan yang tengah mengurus proses penawaran umum perdana saham (IPO), dengan total nilai emisi diperkirakan mencapai Rp5,3 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa pendaftaran kesepuluh calon emiten ini sedang dalam proses penelaahan ketat oleh OJK.

“Jumlah ini [pendaftaran IPO] diyakini akan terus bertambah,” kata Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Kamis (4/9/2025), menunjukkan optimisme terhadap pasar modal. OJK memproyeksikan penambahan jumlah pipeline IPO seiring dengan rampungnya audit menyeluruh laporan keuangan periode Juni 2025 pada September 2025. Laporan keuangan periode Juni ini biasanya menjadi dasar bagi calon emiten untuk dokumen pendaftaran IPO agar dapat memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada Desember. Sementara itu, data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa hingga 29 Agustus 2025, sebanyak 22 perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya di BEI, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp10,39 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.