Ussindonesia.co.id JAKARTA — Sejumlah saham seperti PT Astra International Tbk. (ASII), PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk. (PACK), hingga PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatatkan lonjakan harga di tengah geliat aksi akuisisinya pada paruh kedua 2025.
Sederet emiten memang telah menjalankan langkah akuisisinya pada paruh kedua tahun ini. Emiten konglomerasi ASII misalnya telah mengakuisisi 83,67% saham PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) melalui entitas usahanya PT Saka Industrial Arjaya (SIA).
Seiring dengan geliat aksi akuisisi, harga saham ASII pun menanjak. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ASII telah menguat 23,91% dalam tiga bulan terakhir ke level Rp5.700 per lembar pada perdagangan hari ini, Rabu (17/9/2025). Harga saham ASII pun telah menanjak 16,33% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
: Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed Terhadap Rupiah dan IHSG
Anak usaha ASII, PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga turut menjajal aksi akuisis. UNTR telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB), PT J Resources Nusantara (JRN) untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Arafura Surya Alam (ASA).
Mega Manunggal Property Tbk. – TradingView
Nilai transaksi yang mencakup enterprise value mencapai US$540 juta. Nilai ini setara Rp8,84 triliun dengan asumsi kurs sebesar Rp16.375 per dolar AS.
: : IPO Merdeka Gold (EMAS), Begini Porsi Penjaminan dari 7 Sekuritas
Transaksi akuisisi oleh UNTR ditargetkan rampung paling lambat pada 23 Desember 2025 dengan terlebih dahulu memenuhi sejumlah persyaratan pendahuluan, yang telah disepakati oleh para pihak.
Harga saham UNTR pun kini berbalik arah ke zona hijau, menguat 0,84% ytd ke level Rp27.000 per lembar pada perdagangan hari ini.
: : Adu Kinerja Harga Saham Emiten Emas (ANTM, BRMS, Hingga HRTA) saat Ada Rekor Baru
Emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro, PT Petrosea Tbk. (PTRO) serta PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) juga telah berkongsi mengakuisisi 100% saham Grup Hafar.
Dalam akuisisi ini, Petrosea mengakuisisi 51% saham Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengakuisisi 49% saham di grup Hafar.
Kedua saham pun mencatatkan penguatan harga di tengah langkah akuisisinya. Harga saham PTRO naik 62,53% ytd ke level Rp4.490 per lembar dan RAJA naik 4,41% ytd ke level Rp2.840 per lembar.
Lalu, emiten Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG) melakukan akuisisi 55% saham PT Kios Ria Kreasi (KRK) yang sedang mengembangkan proyek theme park di Bali. Aksi akuisisi tersebut dilakukan KPIG melalui anak usahanya, PT MNC Development Bali.
Harga saham KPIG pun telah naik 32,89% ytd ke level Rp198 per lembar di tengah langkah akuisisinya itu.
Selain itu, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) atau MedcoEnergi baru-baru ini telah sepakat mengambil alih 45% hak partisipasi sekaligus operator pada kontrak kerja sama (PSC) Sakakemang, serta 80% hak partisipasi dan operator pada PSC South Sakakemang.
Harga saham MEDC sendiri telah kokoh di zona hijau, naik 20% ytd ke level Rp1.320 per lembar pada perdagangan hari ini.
PACK juga berencana menggulirkan dua aksi akuisisi. Pertama, akuisisi 240 lembar saham (30%) PT Konutara Sejati senilai US$68,7 juta. Nilai itu wajib dibayarkan oleh PT Sumber Cahaya Raya kepada Denway Development Limited paling lambat pada 31 Januari 2026.
Kedua, akuisisi 276 saham (34,5%) PT Karyatama Konawe Utara senilai US$100,08 juta. Nilai tersebut harus dibayarkan PT Adhi Perkasa Raya kepada Denway Development Limited paling lambat 31 Januari 2026.
Harga saham PACK pun telah mengalami lonjakan di tengah langkah akuisisi. Saham PACK naik 224,39% ytd ke level Rp1.995 per lembar pada perdagangan hari ini.
Kemudian, emiten portofolio Hashim Djojohadikusumo, WIFI tengah berada dalam proses bidding untuk mengakuisisi saham PT Link Net Tbk. (LINK) dari Axiata Group.
Harga saham WIFI pun berkibar pada tahun ini. Saham WIFI telah melonjak 529,27% ytd ke level Rp2.580 per lembar.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo mengatakan pada paruh kedua 2025 memang aksi akuisisi oleh emiten cenderung ramai didorong iklim investasi yang lebih kondusif. Penurunan suku bunga, stabilitas ekonomi domestik, serta dukungan kebijakan hilirisasi dan infrastruktur juga mendorong korporasi lebih agresif memperluas bisnis.
Perusahaan juga melihat akuisisi sebagai jalan cepat untuk memperkuat rantai pasok sekaligus diversifikasi usaha, sehingga strategi ini semakin marak ditempuh.
Secara umum, akuisisi berpotensi meningkatkan pendapatan, memperkuat arus kas, dan menciptakan efisiensi lewat sinergi bisnis. Namun, ada risiko yang perlu dicermati seperti beban utang akibat pendanaan, valuasi yang terlalu tinggi, serta tantangan integrasi aset baru.
Astra International Tbk. – TradingView
“Dari sisi pasar modal, pengumuman akuisisi biasanya memicu sentimen positif bila dinilai strategis dan masuk akal secara valuasi. Akan tetapi, jika dianggap terlalu agresif atau membebani keuangan, saham bisa tertekan,” ujar Azis kepada Bisnis pada Rabu (17/9/2025).
Performa jangka menengah-panjang saham emiten yang bergeliat aksi korporasi seperti akuisisi pada akhirnya sangat bergantung pada keberhasilan emiten mengeksekusi integrasi serta merealisasikan potensi sinergi.
Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa mengatakan aksi akuisisi tentu akan menambah pendapatan dan laba, terutama jika aset memiliki potensi yang cukup besar.
“Dalam jangka pendek saham akan terkerek naik, walau sesaat jika ada katalis merger dan akuisisi,” kata Reydi.
Sementara, untuk jangka Panjang, dampak akuisisi kepada gerak saham akan sedikit berbeda, karena investor akan melihat hasil dari realisasi kinerja setelah akuisisi.
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.