Pembukaan pekan yang gemilang di New York! Wall Street menampilkan performa kuat, mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi intraday. Sentimen positif ini turut didorong oleh lonjakan saham Tesla menyusul pembelian besar-besaran oleh CEO Elon Musk, sementara fokus pasar secara luas tertuju pada antisipasi rapat penting Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Pada perdagangan awal Senin (15/9/2025), angka-angka menunjukkan optimisme pasar yang nyata. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 20,02 poin atau 0,04% mencapai 45.854,24. Sementara itu, indeks S&P 500 melesat 23,54 poin atau 0,36% ke level 6.607,83, dan indeks Nasdaq Composite melonjak 123,71 poin atau 0,56% menjadi 22.264,81, dengan kedua indeks terakhir mencatatkan rekor tertinggi intraday mereka.
Meskipun demikian, kenaikan indeks Dow sempat sedikit tertahan oleh kinerja saham UnitedHealth dan Home Depot yang kurang bersemangat di awal sesi perdagangan.
Momentum positif ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street telah mengakhiri minggu dengan kenaikan signifikan. Bahkan, indeks Nasdaq dan S&P 500 sempat mencetak rekor tertinggi intraday pada Jumat (12/9/2025), berkat ketangguhan saham-saham di sektor teknologi yang terus menjadi pendorong utama.
Performa luar biasa ini semakin mencolok mengingat bahwa September secara historis seringkali menjadi bulan yang kurang menguntungkan bagi ekuitas AS. Data yang dihimpun oleh LSEG menunjukkan, sejak tahun 2000, indeks acuan S&P 500 rata-rata mengalami penurunan sebesar 1,5% di bulan ini, menjadikan kenaikan saat ini sebuah anomali yang patut diperhatikan.
Salah satu bintang utama sesi ini adalah saham produsen kendaraan listrik Tesla, yang melonjak 5,8%. Kenaikan ini membawa nilai sahamnya ke level tertinggi sejak akhir Januari, dipicu oleh terungkapnya dokumen regulator yang menunjukkan bahwa CEO Elon Musk telah mengakuisisi saham perusahaan senilai hampir US$ 1 miliar pada Jumat (12/9/2025). Pembelian strategis ini mengirimkan sinyal kepercayaan yang kuat kepada investor.
Di tengah euforia pasar, perhatian besar minggu ini tertuju pada keputusan suku bunga dari bank sentral AS, The Fed. Mayoritas investor memprediksi adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu, seiring dengan munculnya serangkaian indikator ekonomi yang mengindikasikan pelemahan di pasar tenaga kerja.
Data dari LSEG lebih lanjut mengungkapkan bahwa para pedagang saat ini mengantisipasi total pelonggaran kebijakan moneter sebesar 68,9 basis poin hingga akhir tahun 2025.
Menanggapi ekspektasi ini, Joe Saluzzi, co-head of equity trading di Themis Trading, menyatakan, “Semua orang mengantisipasi setidaknya satu penurunan (25 bps); beberapa bahkan memikirkan 50 bps, meskipun itu mungkin terlalu berlebihan, namun pasar memang dirancang untuk merespons hal seperti itu.”
Ia menambahkan peringatan, bahwa jika terjadi sesuatu yang kurang dari penurunan 25 basis poin, “akan sangat mengecewakan dan kita kemungkinan akan menghadapi aksi jual yang sangat tajam di pasar.”
Dampak positif dari melonjaknya saham Tesla tidak hanya terbatas pada perusahaan itu sendiri, melainkan turut mengerek performa sektor konsumen diskresioner di indeks S&P 500, yang membukukan kenaikan 1,4% ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan terakhir.
Tak ketinggalan, sektor jasa komunikasi juga mencatat lonjakan 1,8%, berkat dorongan kuat dari Alphabet, induk usaha Google, yang berhasil menorehkan sejarah dengan mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$ 3 triliun untuk pertama kalinya. Ini menandai pencapaian penting bagi raksasa teknologi tersebut.
Namun, tidak semua sektor bergerak naik. Sektor teknologi justru mengalami sedikit tekanan akibat penurunan saham Nvidia sebesar 1,1%, yang turut membebani kinerja keseluruhan.
Penurunan Nvidia tak lepas dari kabar bahwa regulator pasar China akan melanjutkan penyelidikan terhadap pemimpin cip AI tersebut. Temuan awal menunjukkan adanya pelanggaran undang-undang antimonopoli negara tersebut, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.
Selain Nvidia, produsen cip AS lainnya juga berada di bawah tekanan setelah Tiongkok meluncurkan investigasi antidiskriminasi terhadap kebijakan perdagangan cip AS, ditambah lagi dengan penyelidikan terpisah terkait praktik dumping. Meski demikian, beberapa di antaranya berhasil memangkas penurunan awal, menunjukkan sedikit ketahanan.
Menjelang pertemuan krusial The Fed pada 16-17 September, perhatian pasar juga akan beralih ke rilis data penting lainnya. Laporan penjualan ritel pada Selasa nanti diharapkan memberikan wawasan mendalam mengenai kesehatan konsumen AS, sebuah indikator vital yang muncul setelah angka inflasi minggu lalu tercatat sedikit lebih tinggi dari perkiraan.
Di antara pergerakan saham individu, Intel berhasil naik 4,6% setelah produsen cip terkemuka ini mengumumkan pemangkasan proyeksi pengeluaran untuk setahun penuh, sebuah langkah yang tampaknya diapresiasi oleh pasar.
Sementara itu, CoreWeave mencatatkan lonjakan impresif sebesar 7,7%. Operator pusat data ini mendapatkan dorongan signifikan setelah menandatangani kesepakatan bernilai US$ 6,3 miliar dengan Nvidia, yang menjamin bahwa produsen cip tersebut akan membeli sisa kapasitas cloud CoreWeave yang belum terjual kepada pelanggan.
Ringkasan
Wall Street mencatat rekor baru dengan S&P 500 dan Nasdaq mencapai titik tertinggi intraday. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham Tesla setelah pembelian besar-besaran oleh Elon Musk, serta antisipasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Dow Jones juga naik, meskipun sedikit tertahan oleh beberapa saham individual.
Meskipun September secara historis kurang menguntungkan bagi ekuitas AS, sektor teknologi dan konsumen diskresioner menunjukkan kinerja kuat. Namun, tekanan pada Nvidia akibat penyelidikan regulator China sedikit mengurangi momentum positif. Perhatian pasar kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed dan data penjualan ritel AS.