
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin (10/11/2025).
Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,07% secara harian ke level Rp 16.690 per dolar AS pada Jumat (7/11/2025). Adapun berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,02% secara harian ke Rp 16.704 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pergerakan rupiah akan dipengaruhi sentimen cadangan devisa. Posisi cadangan devisa meningkat US$ 1,19 miliar dolar AS pada bulan Oktober 2025 didukung oleh penerbitan global bond dalam bentuk RMB, USD, dan EUR.
Penerbitan global bond mampu menutup outflow di pasar keuangan domestik yang terjadi sepanjang bulan, terutama di pasar obligasi.
Simak Rekomendasi Saham MEDC, ENRG, PGAS, ELSA untuk Perdagangan Senin (10/11)
“Penguatan cadangan devisa memberikan kepastian terhadap investor terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Josua kepada Kontan, Sabtu (8/11).
Selain itu, pergerakan rupiah pada Senin masih dipengaruhi oleh pernyataan berbagai pejabat the Fed terkait pemotongan suku bunga lebih lanjut di bulan Desember 2025 mendatang.
Josua memproyeksikan rupiah pada Senin (10/11) bergerak menguat terbatas dalam rentang Rp 16.625 – Rp 16.725 per dolar AS.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, dolar AS bergerak melemah pasca laporan pemutusan hubungan kerja di Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan firma penempatan kerja Challenger, Gray & Christmas, perusahaan-perusahaan AS melakukan PHK lebih dari 150.000 pekerjaan sepanjang Oktober. Ini menjadi PHK terbesar untuk bulan tersebut dalam lebih dari dua dekade.
David menilai hal tersebut mendorong kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS dan potensi pemangkasan suku bunga The Fed. David memperkirakan rupiah pada Senin (10/11) bergerak di kisaran Rp 16.650 – Rp 16.750 per dolar AS.