Ussindonesia.co.id JAKARTA – Nilai tukar rupiah di pasar spot terus menunjukkan tekanan berarti, mengakhiri perdagangan hari ini dengan pelemahan signifikan. Pada Jumat (19/9/2025), kurs rupiah mencatat posisi di level Rp 16.601 per dolar Amerika Serikat (AS), menandai sebuah periode volatilitas bagi mata uang domestik.
Pencapaian level ini merefleksikan bahwa rupiah melemah sebesar 0,45% dibandingkan penutupan hari sebelumnya, yang berada di angka Rp 16.527 per dolar AS. Ini adalah momen penting karena rupiah, untuk pertama kalinya sejak 13 Mei 2025, kembali menembus dan bertahan di atas level psikologis Rp 16.600 per dolar AS, menunjukkan tren pelemahan yang kian mendalam.
Pergerakan nilai tukar rupiah ini sejalan dengan tren di bursa mata uang Asia pada pukul 15.00 WIB. Won Korea Selatan menjadi mata uang yang paling terpuruk di kawasan ini, anjlok 0,47%. Diikuti ketat oleh dolar Taiwan yang juga ditutup ambles 0,41% terhadap greenback, menunjukkan sentimen negatif yang meluas di beberapa negara Asia.
Selain itu, ringgit Malaysia turut terkoreksi 0,32%. Kemudian, dolar Singapura dan peso Filipina masing-masing mencatat pelemahan serupa sebesar 0,12%. Sementara itu, rupee India juga tidak luput dari tekanan, meskipun hanya melemah tipis 0,04% terhadap dolar AS.
Rupiah Masih Melemah ke Rp 16.572 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (19/9)
Di sisi lain, tidak semua mata uang Asia mengalami nasib serupa. Baht Thailand berhasil memimpin penguatan di kawasan ini dengan melonjak 0,27%, menunjukkan resiliensi di tengah gejolak pasar. Ini mengindikasikan adanya perbedaan fundamental atau sentimen investor terhadap beberapa ekonomi di Asia.
Tren positif juga terlihat pada yen Jepang yang terkerek 0,05%, serta dolar Hongkong yang naik 0,03%. Bahkan, yuan China menunjukkan penguatan tipis 0,003%, melengkapi gambaran beragamnya pergerakan mata uang Asia di hadapan dolar AS yang perkasa.