Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Di tengah tekanan pasar yang membayangi sahamnya, Sabana Prawirawidjaja, salah satu tokoh sentral di industri susu nasional, kembali mempertebal kepemilikannya di emiten produsen susu terkemuka, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ), pada awal Agustus 2025. Langkah strategis ini menarik perhatian investor mengingat kinerja saham ULTJ yang masih berada di zona merah.
Sepanjang tahun berjalan, rapor saham ULTJ memang menunjukkan penurunan signifikan. Hingga Selasa (5/8/2025) pukul 14:39 WIB, harga saham ULTJ terpantau melemah tajam 28,57% secara year-to-date (ytd), mencapai level Rp1.300 per lembar. Namun, situasi ini justru dimanfaatkan oleh Sabana untuk melakukan aksi akumulasi.
Berdasarkan data resmi dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Sabana tercatat memborong sebanyak 5.378.200 lembar saham ULTJ pada tanggal 1 Agustus 2025. Transaksi besar ini secara otomatis meningkatkan porsi kepemilikannya.
Setelah akuisisi tersebut, kepemilikan Sabana atas saham ULTJ kini melonjak menjadi 5,52 miliar lembar, yang setara dengan 53,11% dari total saham beredar. Angka ini naik tipis dari posisi sebelumnya pada 31 Juli 2025, di mana Sabana menggenggam 5,51 miliar lembar saham atau sekitar 53,06% dari total kepemilikan.
: Dari Prochiz hingga Kopiko, Adu Cuan Emiten Konsumer KEJU, ULTJ dan MYOR
Sabana Prawirawidjaja dikenal luas sebagai pionir dalam industri susu UHT di Indonesia. Sosoknya bahkan masuk dalam jajaran orang terkaya di Tanah Air, dengan nilai kekayaan bersih mencapai US$940 juta per Desember 2023, menurut data Forbes. Kiprahnya di industri susu dimulai dari pondasi sederhana.
Berawal dari industri rumahan yang dirintis bersama sang ayah, Ahmad Prawirawidjaja, pada tahun 1958 di Bandung, Sabana terus mengembangkan bisnisnya dengan visi jauh ke depan. Puncaknya adalah terobosan inovatifnya dalam produksi susu Ultra High Temperature (UHT) pada tahun 1972. Inovasi ini menjadi tonggak penting yang mengukuhkan posisi Ultrajaya sebagai pemain utama dan pemimpin pasar di industri susu Indonesia.
Kepercayaan untuk memimpin perusahaan datang pada usia 31 tahun, ketika Sabana dipercaya menjabat sebagai Presiden Direktur. Posisi strategis ini terus diembannya hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terakhir pada 27 Juni 2019.
: : Adu Kinerja Produsen Susu Cimory (CMRY) Vs Ultrajaya (ULTJ) 5 Tahun Terakhir
: : Produsen Susu Ultra (ULTJ) Cetak Laba Bersih Rp603,81 Miliar Semester I/2025
Kinerja ULTJ Semester I/2025
Di sisi lain, laporan keuangan ULTJ pada paruh pertama tahun ini menunjukkan adanya tekanan pada kinerja. Berdasarkan publikasi laporan keuangan per akhir Juni 2025 di Harian Bisnis Indonesia, Selasa (29/7/2025), laba bersih ULTJ tercatat sebesar Rp603,81 miliar. Angka ini mencerminkan penurunan signifikan sebesar 20,04% dibandingkan Rp755,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan pelemahan penjualan perusahaan yang terkoreksi 8,17% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp4,08 triliun. Meskipun beban pokok penjualan juga berhasil ditekan turun 8% menjadi Rp2,71 triliun, laba kotor perusahaan tetap mengalami koreksi sebesar 8,51% menjadi Rp1,36 triliun.
Selain itu, beban usaha ULTJ juga terpantau meningkat 10,64% YoY menjadi Rp623,46 miliar, yang turut berkontribusi terhadap penurunan laba usaha sebesar 20,07% menjadi Rp746,31 miliar. Perusahaan juga mencatat penurunan kas dan setara kas yang cukup drastis, yakni sebesar 28,39% YoY menjadi Rp2,08 triliun.
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. – TradingView
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Sabana Prawirawidjaja, tokoh penting di industri susu, menambah kepemilikannya di PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) dengan membeli 5.378.200 lembar saham pada 1 Agustus 2025. Langkah ini diambil di tengah penurunan harga saham ULTJ yang melemah 28,57% secara year-to-date.
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Sabana atas saham ULTJ meningkat menjadi 5,52 miliar lembar atau 53,11% dari total saham beredar. Sementara itu, kinerja ULTJ pada semester I/2025 menunjukkan penurunan laba bersih sebesar 20,04% menjadi Rp603,81 miliar, seiring dengan penurunan penjualan sebesar 8,17%.