Saham INDY Melesat! Tambang Emas Baru Dongkrak Harga

Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Sejak awal pekan, saham emiten emas, termasuk PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang memiliki proyek tambang emas, mengalami kenaikan signifikan. Hal ini sejalan dengan rekor harga emas global yang terus meningkat.

Laporan tahunan INDY menunjukkan kemajuan pesat dalam akuisisi lahan proyek tambang emas Awakmas di Sulawesi. Proses akuisisi telah mencapai 92,5% dari total kebutuhan, mengarah pada target produksi pada tahun 2026. Dengan capaian ini, Indika Energy siap memasuki tahap konstruksi selanjutnya.

Proyek Awakmas, yang dipegang oleh anak usaha INDY, PT Masmindo Dwi Area melalui Kontrak Karya (KK) generasi ke-7, memiliki area konsesi seluas 14.390 hektare. Proyek ini menyimpan sumber daya emas sebesar 2,29 juta ons dan cadangan terukur 1,51 juta ons, dengan perkiraan umur operasional selama 15 tahun. Hak eksplorasi dan eksploitasi mineral diberikan hingga tahun 2050.

Setelah beroperasi pada semester II/2026, proyek Awakmas diperkirakan akan memproduksi 100.000 ons emas (sekitar 3.110 kg) per tahun, menjadi pilar penting pendapatan non-batu bara INDY jangka menengah. Untuk mendukung proyek ambisius ini, INDY telah mengamankan pendanaan sebesar US$250 juta dari konsorsium bank lokal dan internasional.

Kenaikan harga emas global turut mendorong performa saham INDY. Pada Rabu (3/9/2025), pukul 14.00 WIB, saham INDY menguat 11,28% ke level Rp1.480, bahkan sempat mencapai kenaikan 15% sepanjang hari. Saham diperdagangkan pada rentang Rp1.330-Rp1.555 per saham, dengan volume perdagangan 88 juta saham dan nilai transaksi mencapai Rp131,7 miliar. Kapitalisasi pasar INDY mencapai Rp7,87 triliun.

Lonjakan harga emas ini didorong oleh berbagai faktor. Reuters mencatat harga emas di pasar spot naik 1,5% menjadi US$3.529,01 per ounce, bahkan sempat menyentuh US$3.529,93, sedangkan kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember ditutup menguat 2,2% ke US$3.592,2. Sepanjang tahun ini, harga emas telah mengalami apresiasi sebesar 34,5%.

Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank, menjelaskan bahwa pasar emas memasuki periode musiman yang kuat, ditambah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September. Peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September mendatang mencapai hampir 92%, menurut CME FedWatch Tool. Kondisi suku bunga rendah biasanya menguntungkan harga emas.

Ringkasan

Saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengalami kenaikan signifikan seiring dengan rekor harga emas global dan kemajuan proyek tambang emas Awakmas di Sulawesi. Akuisisi lahan proyek tersebut telah mencapai 92,5% dengan target produksi pada tahun 2026, didukung oleh pendanaan US$250 juta dari konsorsium bank.

Proyek Awakmas diperkirakan akan memproduksi 100.000 ons emas per tahun dan menjadi pilar penting pendapatan non-batu bara INDY. Lonjakan harga emas global, ditambah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, turut mendorong performa saham INDY yang menguat signifikan.