Saham Merdeka Battery MBMA Reli Usai Catat Kinerja Operasional Solid per Kuartal III/2025

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mencatat kinerja operasional yang solid sepanjang kuartal III/2025. Seiring dengan hal itu, harga saham perseroan turut mencatatkan reli di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik MBMA meraih kenaikan produksi nikel jenis saprolit 89% year on year (YoY) menjadi 2 juta ton metrik basah (wet metric ton/wmt), sedangkan limonit tumbuh 51% YoY menjadi 5,6 juta wmt. Peningkatan ini sejalan dengan ekspansi kapasitas tambang dan efisiensi operasional.

Sementara itu, biaya tunai saprolit tercatat US$23,3/wmt, turun dari US$23,8/wmt tahun lalu. Adapun margin kas saprolit turun 70% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu seiring penurunan harga jual rata-rata (ASP) 14%.

Untuk limonit, MBMA mencatat biaya tunai atau cash cost mencapai US$7,9/wmt dengan margin kas US$6,5/wmt atau naik 20% YoY, meski terjadi penurunan ASP sekitar 6% baik secara kuartalan maupun tahunan.

Presiden Direktur MBMA Teddy Oetomo mengatakan bahwa kinerja kuartal III/2025 mencerminkan peningkatan struktural di seluruh rantai nilai. 

: Mengintip Aktivitas MDKA Menambang Emas dari Perut Bumi Banyuwangi

Entitas anak PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) ini juga terus memperbaiki efisiensi biaya per unit, memperluas kapasitas produksi bijih, serta mendorong proyek hilirisasi smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) dan Acid Iron Metal (AIM) untuk memperkuat posisi sebagai pemasok global bahan baku baterai. 

“Perseroan tetap berada pada jalur yang sesuai untuk mencapai target volume bijih dan panduan biaya tahun 2025, didukung oleh ekspansi armada tambang dan penyelesaian infrastruktur pipa slurry,” ucapnya, Selasa (11/10/2025). 

Proyek HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) diketahui telah mencapai 54% progres pembangunan pabrik dan 29% untuk fasilitas Feed Preparation Plant (FPP), dengan commissioning tahap pertama ditargetkan pertengahan 2026.

Di fasilitas AIM yang dikelola PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), produksi asam sulfat perseroan stabil di level 251.715 ton. Pabrik klorida dan katoda tembaga juga masuk tahap commisioning dengan produksi awal pelat tembaga katoda memenuhi standar London Metal Exchange (LME).

MBMA juga meneken perjanjian penjualan nickel matte, yang mendasari kelanjutan produksi High-Grade Nickel Matte (HGNM) pada kuartal IV/2025.

Namun, di hilir, produksi Nickel Pig Iron (NPI) turun menjadi 19.819 ton meski margin tumbuh menjadi US$2.215 per ton nikel berkat penurunan biaya tunai 16% YoY menjadi US$9.059 per ton. Peningkatan margin diperoleh melalui optimalisasi pasokan bijih internal dan disiplin biaya di seluruh rantai operasi.

MBMA lantas membukukan pendapatan belum diaudit US$935 juta pada kuartal III/2025, turun 32% YoY. Hal ini diakibatkan penurunan kontribusi NPI dan HGNM yang sebagian tertutupi kenaikan pendapatan limonit dan segmen lain.

Di lantai Bursa Efek Indonesia, saham MBMA tercatat menguat 4,38% ke level Rp715 per saham pada hari ini hingga pukul 10.35 WIB. Sehari sebelumnya, saham perseroan juga ditutup naik 6,20%. Jika ditarik lebih jauh, saham MBMA telah melonjak 122,05% selama 6 bulan terakhir dan tumbuh 56,11% sejak awal tahun.

MERDEKA BATTERY MATERIALS TBK – TradingView

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.