Ussindonesia.co.id JAKARTA – Ketua The Federal Reserve Jerome Powell memberi sinyal bank sentral AS akan memangkas suku bunga lagi pada pertemuan dewan gubernur (FOMC) Oktober ini. Sinyal ini dikeluarkan meski penutupan pemerintahan membatasi akses terhadap data ekonomi penting.
Dalam pidatonya di pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE), Powell menyampaikan prospek ekonomi AS belum banyak berubah sejak pertemuan The Fed pada September lalu, ketika bank sentral menurunkan suku bunga dan memproyeksikan dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun.
Powell menyoroti perlambatan laju perekrutan tenaga kerja dan memperingatkan bahwa kondisi pasar kerja bisa melemah lebih lanjut.
: Harga Emas Hari Ini Rabu, 15 Oktober 2025 di Pasar Spot Saat ‘Demam’ Logam Mulia Meluas
“Jika lowongan pekerjaan terus menurun, dampaknya bisa terlihat pada peningkatan tingkat pengangguran. Kita telah mengalami masa yang luar biasa dengan penurunan tajam tingkat pengangguran, tetapi kemungkinan besar kita akan segera mencapai titik di mana angka tersebut mulai naik,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (15/10/2025).
Komentar Powell tidak banyak mengubah ekspektasi pasar. Investor masih memperkirakan peluang hampir 100% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober ini, berdasarkan kontrak berjangka dana federal.
: : Jadwal Rapat FOMC The Fed September-Desember 2025 Hingga Tahun 2026, Penentu Suku Bunga Acuan
“Pemangkasan suku bunga pada Oktober sudah bisa dipastikan,” ujar Julia Coronado, pendiri MacroPolicy Perspectives sekaligus mantan ekonom The Fed.
Dia menuturkan, belum ada perubahan pandangan bahwa risiko penurunan di pasar tenaga kerja masih cukup besar.
: : Harga Emas Tembus US$4.000, Begini Saran Penasihat Informal Danantara Ray Dalio
Pemangkasan suku bunga pada September lalu merupakan yang pertama sejak Desember 2024, menyusul perlambatan signifikan dalam perekrutan selama musim panas. Meski demikian, tingkat pengangguran masih relatif rendah, hanya naik tipis menjadi 4,3% pada Agustus.
Departemen Tenaga Kerja AS menunda publikasi laporan ketenagakerjaan September akibat penutupan pemerintahan, tetapi telah memanggil kembali sebagian staf untuk menyiapkan rilis data inflasi konsumen bulan tersebut.
Yelena Shulyatyeva, ekonom senior AS di Conference Board menambahkan, saat ini, risiko terhadap mandat ketenagakerjaan The Fed semakin meningkat. Faktor tersebut yang kemungkinan besar akan menjadi pendorong keputusan kebijakan dalam waktu dekat.
The Fed dijadwalkan menggelar rapat kebijakan berikutnya pada 28–29 Oktober. Proyeksi median dari 19 pejabat The Fed pada pertemuan sebelumnya menunjukkan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini, meskipun sembilan di antaranya menilai satu kali atau bahkan tidak perlu penurunan lebih lanjut.
Perbedaan pandangan tersebut, menurut Diane Swonk, Kepala Ekonom KPMG, membuat Powell lebih berhati-hati terhadap arah kebijakan tahun depan.
“Pesannya jelas, mereka belum tahu pasti ke mana arah kebijakan jangka panjang akan bergerak,” ujarnya
Minimnya data resmi akibat penutupan (shutdown) pemerintahan AS juga meningkatkan risiko kesalahan kebijakan, karena The Fed kesulitan menilai kondisi ekonomi terkini secara akurat
Situasi ini menjadi semakin rumit karena mandat ganda The Fed—stabilitas harga dan lapangan kerja maksimal—kini saling bertentangan: pasar tenaga kerja sedang melemah, sementara inflasi masih berada di atas target 2%.
Powell menyebut pihaknya kini mengandalkan sumber data alternatif dari sektor swasta, namun menegaskan pentingnya data resmi pemerintah yang disebutnya sebagai “standar emas.”
“Kami tidak berharap bisa sepenuhnya menggantikan data yang tidak kami peroleh. Kami akan mulai kehilangan banyak informasi, terutama untuk data Oktober. Jika penutupan ini berlangsung lama, pengumpulan datanya bisa terganggu dan situasinya akan makin menantang,” kata Powell
Selain itu, Powell juga memberi sinyal bahwa The Fed dapat menghentikan proses penyusutan neraca (balance sheet runoff) dalam beberapa bulan mendatang untuk menjaga likuiditas di pasar pendanaan jangka pendek.