Ussindonesia.co.id JAKARTA. Dunia pasar modal kembali disorot dengan dinamika kepemilikan saham di PT Bank Victoria International Tbk (BVIC). Suzanna Tanojo, salah satu investor penting dan pemegang saham Bank Victoria, terpantau melakukan divestasi saham secara signifikan. Transaksi ini melibatkan pelepasan 1,56 juta saham BVIC yang terjadi pada tanggal 26 Agustus 2025.
Mengutip data kepemilikan saham emiten di atas 5% per Kamis, 28 Agustus 2025, porsi kepemilikan saham Suzanna Tanojo mengalami dilusi. Ia yang sebelumnya menguasai 16,65% saham Bank Victoria, kini tercatat hanya memiliki 8,18%. Suzanna Tanojo sendiri dikenal sebagai anak dari pendiri Wings Group, menambah bobot pada setiap pergerakan investasinya di sektor perbankan.
Di tengah pergeseran kepemilikan saham Suzanna Tanojo tersebut, BVIC justru mencatat kedatangan investor baru yang menguatkan struktur kepemilikannya. Adalah Chemical Asia Corporation Pte. Ltd., entitas yang memiliki koneksi kuat dengan Grup Victoria, kini secara resmi memegang 16,17% saham BVIC. Porsi kepemilikan ini setara dengan sekitar 2,97 miliar saham, menunjukkan akumulasi yang substansial oleh pemegang saham baru tersebut.
Modal Inti Bank Victoria (BVIC) Diproyeksi Naik Jadi Rp 4 Triliun, Ini Pendorongnya
Menariknya, pergerakan saham PT Bank Victoria International Tbk di lantai bursa mencerminkan volatilitas selama periode transaksi ini. Pada penutupan perdagangan bursa Selasa, 26 Agustus, saham BVIC terpantau mengalami koreksi tajam sebesar 9,62% dari harga penutupan hari sebelumnya, diperdagangkan pada level Rp 122 per saham.
Namun, kondisi pasar sehari sebelumnya justru menunjukkan hal yang kontras. Pada 25 Agustus 2025, saham BVIC sempat melonjak signifikan, mencatatkan kenaikan impresif sebesar 29,8% dari harga akhir pekan sebelumnya, mencapai Rp 135 per saham. Fluktuasi ini memunculkan pertanyaan di kalangan investor mengenai penyebab di balik gejolak harga saham tersebut.
Menyikapi volatilitas pasar dan perubahan kepemilikan saham tersebut, Corporate Secretary BVIC, Caprie Ardira Azhar, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa perusahaan tidak memiliki informasi atau fakta material baru yang bisa secara langsung mempengaruhi nilai efek perseroan. Caprie hanya menyatakan bahwa semua informasi yang ada telah mengikuti laporan perubahan kepemilikan saham yang telah diungkapkan sebagai bagian dari kewajiban keterbukaan informasi.
Bank Victoria Bakal Terbitkan Obligasi Senilai Rp 750 Miliar, Ini Jadwalnya
“Tidak ada informasi penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” ujar Caprie dalam pernyataan keterbukaan informasi yang diterbitkan pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Lebih lanjut, Caprie Ardira Azhar juga memastikan bahwa dalam waktu dekat, setidaknya untuk tiga bulan mendatang, Bank Victoria tidak memiliki rencana korporasi substansial yang berpotensi berdampak pada pencatatan saham BVIC di bursa. Ia menegaskan komitmen perseroan: “Apabila di kemudian hari perseroan memiliki rencana tindakan korporasi, maka perseroan akan menyampaikan pengumuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.”
Ringkasan
Suzanna Tanojo melepas 1,56 juta saham PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) pada 26 Agustus 2025, mengurangi kepemilikannya dari 16,65% menjadi 8,18%. Sementara itu, Chemical Asia Corporation Pte. Ltd., yang terafiliasi dengan Grup Victoria, menjadi pemegang saham baru dengan 16,17% saham BVIC. Pergerakan saham BVIC menunjukkan volatilitas, dengan koreksi tajam sebesar 9,62% pada tanggal transaksi dan lonjakan signifikan sehari sebelumnya.
Corporate Secretary BVIC, Caprie Ardira Azhar, menyatakan bahwa perusahaan tidak memiliki informasi material baru yang mempengaruhi nilai efek perseroan selain laporan perubahan kepemilikan saham. Ia juga menegaskan bahwa Bank Victoria tidak memiliki rencana korporasi substansial dalam waktu dekat yang berdampak pada pencatatan saham BVIC di bursa dan akan menyampaikan pengumuman jika ada tindakan korporasi di masa depan.