Target Lanjutan Saham Garuda (GIAA) Usai Terbang 110,91%

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Harga saham emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) telah menanjak seiring dengan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp23,67 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham GIAA telah menanjak 7,41% ke level Rp116 per lembar pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/11/2025). Harga saham GIAA pun telah menanjak 61,11% dalam tiga bulan terakhir.

Saham GIAA kokoh di zona hijau, menanjak lebih dari dua kali lipat atau 110,91% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

: Menilik Megaproyek GMFI di Kertajati dan Asa Baru GIAA di Tangan Danantara

Lonjakan saham GIAA sendiri terjadi di tengah aksi suntikan modal melalui private placement. GIAA telah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada pekan lalu, Rabu (12/11/2025), di mana para pemegang saham menyetujui penyertaan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) melalui private placement.

Penyertaan modal dilakukan dengan setoran modal tunai sebesar Rp17,02 triliun serta konversi utang pinjaman pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun.

: : Garuda (GIAA) Tunda Penambahan Pesawat Baru, Pengamat: Tak Mendesak!

Secara terperinci, dari total dana Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun atau 37% akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.

Sementara itu, Rp14,9 triliun atau 63% akan mendukung operasional Citilink, terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.

: : Danantara Pastikan Injeksi Modal ke Garuda (GIAA) Tak Bebani Fiskal Negara

Chief Operating Officer Danantara Indonesia sekaligus Kepala BP BUMN Dony Oskaria mengatakan suntikan dana kepada GIAA merupakan bagian dari restrukturisasi perseroan. Dony pun menilai tahun depan akan terlihat dampak yang dirasakan GIAA usai restrukturisasi itu.

“Garuda Indonesia tahun depan akan meraup keuntungan dan dengan demikian masuk ke fase sehat. Melihat potensi yang ada, kami sangat yakin Garuda masuk ke fase positif,” kata Dony dalam konferensi pers pada beberapa waktu lalu.

Garuda Indonesia sendiri masih membukukan rugi bersih sebesar US$182,53 juta per kuartal III/2025. Rugi GIAA itu bahkan membengkak 39,10% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$131,22 juta.

GIAA juga masih berkutat dengan ekuitas negatif di mana nilai liabilitas atau kewajiban melebihi asetnya. GIAA telah membukukan aset sebesar US$6,75 miliar pada periode yang berakhir 30 September 2025. Sementara, liabilitas GIAA mencapai US$8,28 miliar. Alhasil, ekuitas GIAA minus US$1,53 miliar.

Target Saham

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan dari sisi saham, dalam jangka pendek, private placement dinilai akan memberikan katalis positif. Namun, overhang dari penerbitan saham baru yang sangat besar berisiko menekan pergerakan pasca euforia awal sampai visibilitas profitabilitas membaik.

Dalam jangka menengah, penguatan saham ke depan butuh bukti atas perputaran ekuitas positif, cash cost turun, dan arus kas operasi konsisten.

“Intinya, private placement Rp23,67 triliun adalah game changer untuk memperbaiki neraca dan operasi. Akan tetapi, efek ke harga saham setelah event bisa terbatas oleh dilusi besar dan eksekusi yang menantang,” tuturnya.

Sementara itu, konsensus analis di Bloomberg memasang target tinggi untuk harga saham GIAA yakni di level Rp220 dalam 12 bulan ke depan.

Dari meja konsensus, terdapat satu analis yang mengulas GIAA yakni Sinarmas Sekuritas dan menyematkan rekomendasi beli untuk saham GIAA.

“Kami memandang ini [private placement] sebagai langkah strategis yang sejalan dengan rencana pemerintah untuk mempercepat merger antara Citilink dan Pelita Air, anak perusahaan penerbangan milik Pertamina,” tulis Analis Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy.

Berdasarkan perkiraannya, dengan suntikan dana melalui private placement itu, tingkat kas akhir tahun 2025 GIAA akan melebihi US$1 miliar. 

Saldo kas GIAA diperkirakan akan meningkat setelah injeksi Danantara melalui private placement. GIAA kemudian mampu bergerak menuju profitabilitas. Sinarmas Sekuritas memproyeksikan laba bersih GIAA mampu diraih pada 2027.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.