UNTR Akuisisi Tambang Emas: Peluang Investasi atau Jebakan Batman?

PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengambil langkah ambisius yang dinilai strategis dengan rencana akuisisi tambang emas Doup. Keputusan ini secara signifikan akan memperkuat diversifikasi bisnis perseroan, memperluas cakupan operasionalnya di luar dominasi segmen alat berat dan batu bara. Ini menandai babak baru bagi anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) dalam peta bisnis pertambangan Indonesia.

Analis Investasi dari Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menggarisbawahi potensi besar tambang emas Doup. Menurutnya, tambang emas milik PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) ini menyimpan cadangan terbukti dan terduga sekitar 1,57 juta ons emas, dengan total sumber daya mencapai 3,11 juta ons. Proyek ini diprediksi akan menjadi motor penggerak pertumbuhan UNTR begitu beroperasi penuh secara komersial. “Arah diversifikasi ini jelas menunjukkan bahwa UNTR tengah membangun pilar bisnis jangka panjang di sektor mineral, khususnya emas yang memiliki sifat defensif dan berpotensi mendorong margin keuntungan yang lebih tinggi,” jelas Ekky, menyoroti bagaimana strategi ini akan membentengi kinerja Grup Astra di tengah fluktuasi harga komoditas global.

Proyek Doup sendiri berlokasi strategis di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, meliputi area seluas sekitar 4.000 hektar. Dengan estimasi investasi mencapai US$400 juta, tambang ini ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir 2025 dan rampung sepenuhnya pada tahun 2026. Saat ini, tambang emas Doup masih dalam tahap konstruksi, di mana kepemilikannya berada di bawah PT Arafura Surya Alam (ASA), pemegang Izin Usaha Pertambangan-Operasi Produksi (IUP-OP) untuk blok pertambangan tunggal tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan PSAB per Juni 2025, kemajuan proyek tambang emas Doup sudah signifikan. Studi geometalurgi dan pengujian telah rampung, merekomendasikan penggunaan metode pemrosesan oksidasi tekanan (pressure oxidation) yang inovatif. Teknologi ini diharapkan mampu mengoptimalkan konversi cadangan dan efisiensi produksi, sekaligus menekan biaya operasional. Hingga 30 Juni 2025, kemajuan fisik proyek ini telah mencapai kisaran 30%–35%.

Menanggapi rencana akuisisi tambang emas Doup, Ekky Topan merekomendasikan saham UNTR untuk dikoleksi. “Valuasi UNTR masih sangat menarik, dengan prospek pertumbuhan yang substantial dari segmen mineral,” ujarnya. Dia memproyeksikan target harga saham UNTR dalam jangka menengah berada di kisaran Rp30.000 hingga Rp32.000 per saham. Di sisi lain, saham PSAB diperkirakan akan menunjukkan volatilitas dalam jangka pendek menyusul divestasi ASA. Namun, prospek perbaikan struktur keuangan perusahaan pasca-penjualan ini dapat menjadikannya menarik, terutama jika dana dialokasikan secara strategis. Untuk jangka panjang, target harga saham PSAB diperkirakan mencapai Rp750-Rp800.

Secara detail, UNTR, melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), telah meneken perjanjian jual beli bersyarat dengan PT J Resources Nusantara (JRN), anak usaha PSAB, untuk mengambil alih 99,99% saham ASA. Tak berhenti di situ, PT Energia Prima Nusantara (EPN), anak usaha UNTR lainnya, turut menandatangani perjanjian terpisah dengan pemegang saham individu, Jimmy Budiarto, untuk membeli 0,00004% saham ASA dan 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP). Seluruh perjanjian ini secara resmi diteken pada 12 September 2025.

Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, mengungkapkan bahwa nilai transaksi ini, yang mencakup enterprise value, mencapai US$540 juta, setara dengan sekitar Rp8,84 triliun dengan asumsi kurs Rp16.375 per dolar AS. Nilai tersebut sudah termasuk pembelian saham dan nilai utang pemegang saham dari JRN kepada ASA. Penyelesaian akuisisi tambang emas Doup ini ditargetkan paling lambat pada 23 Desember 2025, dengan syarat terpenuhinya berbagai persyaratan pendahuluan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sara Loebis menegaskan bahwa tujuan utama akuisisi ini adalah untuk mengokohkan ekspansi bisnis UNTR di sektor mineral, khususnya tambang emas, dan dipastikan tidak akan berdampak negatif pada kondisi keuangan perseroan.

Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Penulis dan penerbit tidak bertanggung jawab atas potensi kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.

Ringkasan

PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi tambang emas Doup dari PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) melalui anak usahanya. Akuisisi ini bertujuan untuk diversifikasi bisnis UNTR di sektor mineral, khususnya emas, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan signifikan dan margin keuntungan yang lebih tinggi. Tambang emas Doup, berlokasi di Sulawesi Utara, diperkirakan akan mulai beroperasi komersial pada akhir 2025 atau 2026.

Nilai transaksi akuisisi ini mencapai US$540 juta dan ditargetkan selesai paling lambat 23 Desember 2025. Analis merekomendasikan saham UNTR untuk dikoleksi karena valuasi yang menarik dan prospek pertumbuhan dari segmen mineral. Akuisisi ini diharapkan tidak berdampak negatif pada kondisi keuangan UNTR dan justru memperkuat posisinya di sektor pertambangan.