UNTR: Segmen Emas Jadi Penyelamat Kinerja? Cek Rekomendasi Sahamnya!

PT United Tractors Tbk (UNTR) menghadapi tantangan dalam kinerja keuangan mereka pada kuartal III-2025, tercermin dari penurunan baik pendapatan maupun laba bersih. Meskipun demikian, segmen pertambangan emas muncul sebagai penopang utama, mencegah performa yang lebih dalam dan menunjukkan titik terang di tengah gejolak pasar.

Tercatat, pendapatan UNTR pada kuartal ketiga 2025 menurun signifikan menjadi Rp 31,9 triliun, anjlok 6,8% secara kuartalan (QoQ) dan 8,9% secara tahunan (YoY). Meski demikian, secara kumulatif untuk sembilan bulan pertama 2025, pendapatan masih menunjukkan kenaikan tipis 0,9% YoY, mencapai Rp 100,4 triliun. Sayangnya, penurunan lebih tajam terjadi pada laba bersih, yang terpangkas menjadi Rp 3,3 triliun pada kuartal III-2025, ambles 32,3% QoQ dan 44,8% YoY. Akibatnya, laba bersih perseroan secara kumulatif hingga September 2025 menyusut 26,4% YoY, mencapai Rp 11,4 triliun.

Menurut analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, pelemahan bottom line perseroan ini utamanya disebabkan oleh kontribusi yang kurang optimal dari bisnis kontraktor tambang dan batubara. Ini menjadi poin krusial dalam memahami dinamika kinerja UNTR secara keseluruhan.

Dari sisi segmen, penjualan mesin konstruksi UNTR menunjukkan pertumbuhan pendapatan 11% YoY menjadi Rp 29,3 triliun selama sembilan bulan pertama 2025. Andhika Audrey menyoroti, pencapaian ini didorong oleh kenaikan penjualan 3.653 unit Komatsu, yang meningkat 10% YoY. Namun, sebuah tantangan muncul di mana pangsa pasar alat berat perseroan mengalami penggerusan, turun menjadi 22% dibandingkan 26% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejalan dengan itu, segmen mining contracting juga menunjukkan pelemahan. Pendapatan dari segmen ini merosot 8% YoY menjadi Rp 40,2 triliun, dengan produksi batubara klien yang ikut menurun 2% YoY menjadi 109 juta ton. Penurunan ini, terang Andhika, diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang cenderung tinggi serta penyesuaian target produksi dari para pelanggan.

Kendati demikian, di tengah tantangan tersebut, segmen pertambangan emas dan mineral lainnya (gold & other mineral mining) menjadi titik terang dan motor penggerak pertumbuhan utama UNTR. Segmen ini berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan fantastis sebesar 53% YoY, mencapai Rp 10,3 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penjualan emas, di mana Agincourt Resources (Martabe) menyumbang 170 ribu ons (naik 3% YoY) dan Sumbawa Jutaraya menambahkan 8 ribu ons, sehingga total penjualan emas naik 8% YoY menjadi 178 ribu ons.

Mengintip prospek ke depan, Andhika memproyeksikan kinerja UNTR akan semakin ditopang oleh proyek-proyek strategis di luar sektor batubara. Salah satu inisiatif kunci adalah ekspansi emas melalui PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), dengan akuisisi PT Arafura Surya Alam (ASA) senilai US$ 540 juta. Akuisisi ini signifikan karena ASA menguasai sumber daya emas sebesar 1,57 juta ons di Doup, Sulawesi Utara. Menurut Andhika, “Ekspansi tambang emas ini berpotensi menjadi katalis positif bagi perseroan dalam memperkuat segmen emas.”

Namun, investor juga perlu mencermati beberapa tantangan yang membayangi. Andhika Audrey mengingatkan akan ketatnya persaingan di segmen alat berat, khususnya dari para pemain asal Tiongkok, yang berpotensi “menggerus market share Komatsu lebih dalam.” Selain itu, risiko perubahan regulasi di sektor pertambangan juga menjadi faktor yang patut diwaspadai, berpotensi memengaruhi stabilitas bisnis UNTR.

Dengan mempertimbangkan dinamika kinerja dan prospek ke depan, Panin Sekuritas melalui Andhika Audrey merekomendasikan sikap hold untuk saham UNTR, dengan menetapkan target harga sebesar Rp 26.500 per saham.

Ringkasan

PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2025. Penurunan ini disebabkan oleh kontribusi yang kurang optimal dari bisnis kontraktor tambang dan batubara. Meskipun demikian, segmen pertambangan emas menjadi penopang utama dengan mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan.

Meskipun segmen pertambangan emas menunjukkan kinerja positif, investor perlu mewaspadai ketatnya persaingan di segmen alat berat dan risiko perubahan regulasi di sektor pertambangan. Panin Sekuritas merekomendasikan sikap hold untuk saham UNTR dengan target harga Rp 26.500 per saham.