Wall Street Pecah Rekor Lagi, Saham Nvidia dan Microsoft Angkat Bursa AS

Seluruh indeks utama di Wall Street kembali mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Selasa (28/10) waktu setempat.

Reli saham dipimpin oleh lonjakan saham Nvidia dan Microsoft, di tengah optimisme investor menjelang laporan keuangan sejumlah raksasa teknologi.

Mengutip Reuters Rabu (29/10), saham Nvidia Corp (NVDA.O) melonjak setelah CEO Jensen Huang mengumumkan rencana membangun tujuh superkomputer kecerdasan buatan (AI) untuk Departemen Energi Amerika Serikat. Huang juga mengungkapkan Nvidia telah mengantongi pesanan chip AI senilai 500 miliar dolar AS.

Selain itu, Nvidia mengumumkan kemitraan strategis dengan Nokia (NOKIA.HE) asal Finlandia untuk menggarap pasar komunikasi berbasis AI.

Saham Microsoft (MSFT.O) turut menguat setelah perusahaan mencapai kesepakatan yang memungkinkan OpenAI direstrukturisasi menjadi public benefit corporation, dengan Microsoft memegang 27 persen saham di perusahaan pembuat ChatGPT tersebut.

Laporan keuangan dari sejumlah raksasa teknologi lain seperti Apple, Alphabet, Amazon, dan Meta Platforms bakal dirilis pekan ini. Investor menunggu panduan dan rincian belanja AI dari masing-masing perusahaan, yang dinilai akan menjadi katalis utama arah pasar ke depan.

“Momentum dan pendapatan mendorong pasar lebih tinggi,” kata Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York, Peter Cardillo.

Dari sisi kinerja, indeks S&P 500 naik 15,79 poin atau 0,24 persen ke level 6.890,95. Indeks Nasdaq Composite melonjak 190,04 poin atau 0,80 persen ke posisi 23.827,49, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 162,06 poin atau 0,34 persen menjadi 47.706,65.

Saham United Parcel Service (UPS.N) juga menanjak setelah memproyeksikan pendapatan kuartal IV di atas ekspektasi pasar. Saham rivalnya, FedEx (FDX.N), ikut menguat setelah laporan keuangannya menunjukkan perbaikan margin logistik.

Menurut data London Stock Exchange Group (LSEG), laba kuartal ketiga emiten dalam indeks S&P 500 diperkirakan tumbuh 10,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dari estimasi awal.

Dari sisi kebijakan moneter, pelaku pasar kini menunggu hasil pertemuan Federal Reserve yang diperkirakan akan mengumumkan pemangkasan suku bunga.

Investor juga mencari sinyal arah kebijakan selanjutnya di tengah penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS yang sudah berlangsung hampir sebulan, sehingga menunda rilis berbagai data ekonomi penting.