Window Dressing dan Saham Big Caps Berpotensi Dorong IHSG Tembus 8.900

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menembus level 8.700 hingga 8.900 jelang penutupan tahun, didukung kuat oleh sentimen musiman window dressing dan kebijakan likuiditas Bank Indonesia.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, mengatakan meskipun indeks berpotensi mengalami koreksi wajar di awal Desember, fase konsolidasi ini dinilai sehat dan akan menjadi fondasi untuk melanjutkan reli akhir tahun.

“Secara keseluruhan, arah pergerakan tetap positif seiring pola musiman window dressing yang secara historis mendukung kenaikan pasar,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (2/12/2025).

: 10 Top Gainers saat IHSG Tembus ATH 8.617, Saham BOAT, FPNI hingga VKTR Melonjak

Abida menyampaikan bahwa selama indeks komposit mampu bertahan di atas area support penting 8.350–8.450, fase konsolidasi tersebut dinilai menjadi fondasi kokoh untuk pergerakan lanjutan. Dengan tren yang terjaga, target akhir tahun IHSG diproyeksikan berada di kisaran 8.700 hingga 8.900.

Sementara itu, sektor keuangan diperkirakan bakal menjadi motor utama kenaikan IHSG. Secara spesifik, bank-bank berkapitalisasi besar seperti BBCA dan BBRI diprediksi menjadi target utama aksi window dressing.

Sejumlah saham di sektor keuangan, lanjut Abida, turut mendapatkan dorongan kuat dari kebijakan likuiditas makroprudensial Bank Indonesia (BI) yang dinilai cukup efektif dalam meningkatkan kapasitas penyaluran kredit. Kendati demikian, rotasi antarsektor diperkirakan masih akan berlanjut.

“Rotasi antar sektor diperkirakan masih berlanjut, tetapi minat investor menjelang akhir tahun cenderung berpihak pada big caps yang likuid dan mid-caps dengan sinyal teknikal solid,” pungkas Abida.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa faktor global yang paling krusial dalam menentukan pergerakan IHSG adalah arah kebijakan The Fed. Pasalnya, harapan pemangkasan suku bunga yang cukup kuat mampu meningkatkan selera risiko investor dan turut menopang penguatan nilai tukar rupiah.

: : JP Morgan Ramal IHSG Tembus 10.000 pada 2026

Jika sinyal atau keputusan dovish dari The Fed benar-benar terwujud, Abida menuturkan bahwa potensi arus modal asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia akan semakin besar dan secara langsung memperkuat IHSG.

“Di sisi lain, koreksi pada harga komoditas seperti batu bara dan CPO [crude palm oil] masih menjadi sentimen negatif bagi saham-saham berbasis sumber daya sehingga perlu tetap diperhatikan,” tuturnya. 

_________ 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.