Ussindonesia.co.id JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mencatat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencatatkan kapitalisasi Rp8.905 triliun hingga penutupan perdagangan pekan lalu, 15 Agustus 2025 atau jelang HUT ke-80 Republik Indonesia.
ISSI adalah salah satu kumpulan saham yang menjadi acuan utama bagi investor yang ingin bertransaksi saham sesuai dengan prinsip syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini berisi saham-saham emiten yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dikutip dari statistik BEI, Senin (18/8/2025), ISSI mencakup seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. Emiten dalam indeks ini tidak boleh menjalankan usaha yang bertentangan dengan prinsip Islam seperti perjudian, minuman keras, rokok, maupun perbankan berbasis bunga.
: Saham Tambang Emas ANTM, MDKA, hingga AMMN Tekan IHSG, Investor Mulai Rotasi Sektor
Chandra Asri Petrochemical Tbk. – TradingView
Lalu emiten apa saja yang memiliki kapitalisasi terbesar di BEI dalam kelompok emiten syariah? Sebagai informasi kapitalisasi pasar atau market capitalisation merujuk pada nilai total perusahaan yang dihitung berdasarkan harga saham dikalikan dengan jumlah saham beredar.
Kapitalisasi pasar kerap dijadikan acuan oleh investor untuk membandingkan valuasi antar perusahaan. Selain itu, ukuran ini juga menunjukkan tingkat likuiditas saham serta daya tarik suatu emiten di pasar modal.
: : Saham Otomotif ASII, IMAS, hingga AUTO Tersengat Sentimen GIIAS 2025, Intip Prospek Hingga Akhir Tahun
Daftar Saham Syariah dengan Kapitalisasi Terbesar di BEI, per 15 Agustus 2025 Kode Saham Kapitalisasi (Rp T) Bobot ke ISSI (%) DCII 857,9 9,63% TPIA 795,9 8,94% DSSA 713,5 8,01% AMMN 620,0 6,96% BYAN 610,0 6,85% TLKM 327,9 3,68% PANI 268,0 3,01% BRPT 213,7 2,40% ASII 203,4 2,28% CUAN 174,2 1,96%
Sumber: BEI, per 15 Agustus 2025
: : Tabel Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS di Pegadaian Hari Ini Senin, 18 Agustus 2025
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.