
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (9/12/2025).
Mengutip data Bloomberg, rupiah pasar spot ditutup menguat 0,12% ke Rp 16.675 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga naik tipis 0,07% ke Rp 16.677 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.688 per dolar AS pada Senin (8/12).
Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed masih menjadi sentimen dominan yang menahan penguatan dolar AS. Pasar memperkirakan peluang sebesar 87% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 10 Desember.
Zheng Yuan Perbesar Porsi Saham Bahtera Bumi (PGJO)
Ibrahim menegaskan, data-data ekonomi menjadi penentu utama arah rupiah maupun dolar AS. “Fokus pasar hari ini pada laporan ketenagakerjaan AS menjelang keputusan suku bunga Fed,” ujar Ibrahim.
Namun, Ibrahim mengingatkan adanya kehati-hatian pelaku pasar akibat sinyal beragam dari pejabat The Fed mengenai ketahanan ekonomi AS.
Selain itu, fokus pasar tertuju pada data ketenagakerjaan AS seperti ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings yang akan dirilis menjelang keputusan suku bunga. Data yang lebih lemah dari perkiraan berpotensi meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti kekhawatiran terkait laporan Bank Dunia mengenai kenaikan utang luar negeri jangka pendek Indonesia pada 2024, yang sebagian dipicu oleh penerbitan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut memengaruhi dinamika rupiah.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai penguatan rupiah didorong oleh sentimen domestik yang positif. Ia mengatakan rupiah mendapat dukungan dari survei kepercayaan konsumen Indonesia yang naik lebih tinggi dari perkiraan.
“Rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS setelah survei kepercayaan konsumen Indonesia yang naik lebih tinggi dari perkiraan,” ujarnya pada Kontan, Selasa (9/12/2025). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau bergerak datar.
Begini Dampak Demutualisasi BEI ke Investor, Simak Analisisnya
Lukman menyebut rupiah masih berpeluang menguat jika data penjualan ritel menunjukkan hasil sesuai atau lebih baik dari ekspektasi. “Rupiah berpotensi kembali menguat apabila data penjualan ritel yang diperkirakan naik bisa sama atau lebih baik dari perkiraan,” kata Lukman. Ia menambahkan bahwa investor masih cenderung wait and see sambil menantikan hasil FOMC.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.670–Rp16.710 pada perdagangan esok hari. Adapun proyeksi untuk perdagangan Rabu, Lukman mematok kisaran pergerakan rupiah berada pada range Rp16.600–Rp16.700 per dollar AS.