Elon Musk persiapkan IPO SpaceX, valuasi Rp25 kuadriliun terbesar dalam sejarah

Ussindonesia.co.id JAKARTA — SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk, bersiap melantai di bursa (IPO) pada 2026 dengan target valuasi fantastis US$1,5 triliun atau Rp25 kuadriliun. Langkah ini berpotensi menjadi IPO terbesar dalam sejarah.

Dikutip dari Techcrunch Rabu (10/12/2025), SpaceX, perusahaan eksplorasi luar angkasa yang dipimpin Elon Musk, berencana go public. 

Perusahaan tersebut disebut-sebut akan melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 2026, yang bisa menjadi IPO terbesar sepanjang sejarah.

: SpaceX Disebut Incar IPO pada Akhir 2026, Valuasi Bisa Tembus Rp13 Kuadriliun

Menurut laporan eksklusif Bloomberg News dan The Information, SpaceX menargetkan untuk melantai di bursa antara pertengahan hingga akhir 2026. 

Target valuasinya pun tidak main-main, perusahaan membidik nilai pasar sekitar US$1,5 triliun atau Rp25 kuadriliun, dengan rencana menghimpun dana sekitar US$30 miliar atau Rp500 triliun melalui IPO tersebut. 

: : SpaceX Tunda Peluncuran Satelit Nusantara Lima untuk Kedua Kali karena Cuaca

Jika tercapai, pencapaian ini akan melampaui rekor IPO terbesar yang saat ini dipegang Saudi Aramco, yang berhasil mengumpulkan US$29 miliar atau Rp484 triliun pada 2019.

Langkah menuju IPO ini juga menandai perubahan strategi besar bagi perusahaan. Sebelumnya,  perusahaan sempat mempertimbangkan untuk memisahkan divisi internet satelit Starlink untuk IPO, sementara perusahaan induk tetap dijaga privat. Kini, justru keseluruhan SpaceX yang diproyeksikan melantai di bursa, menyoroti potensi pertumbuhan besar dari seluruh ekosistem perusahaan.

: : SpaceX Tunda Peluncuran Satelit Nusantara Lima karena Awan Cumulonimbus dan Petir

Hanya beberapa hari sebelum kabar rencana IPO mencuat, The Wall Street Journal melaporkan bahwa SpaceX melakukan penjualan saham sekunder untuk karyawan. Penjualan tersebut mematok valuasi perusahaan di kisaran US$800 miliar atau Rp13,4 kuadriliun. 

Laporan Bloomberg kemudian mengonfirmasi bahwa transaksi saham sekunder itu telah diselesaikan, dengan estimasi valuasi yang bahkan melampaui angka tersebut. Dalam skema itu, karyawan diizinkan menjual saham senilai sekitar US$2 miliar atau Rp33,4 miliar dengan harga US$420 atau Rp 7 juta per saham.

Informasi dari Reuters Rabu (10/12/2025), mengatakan SpaceX telah memulai diskusi dengan bank-bank mengenai pencatatan saham publik, yang kemungkinan akan terjadi sekitar bulan Juni atau Juli.

SpaceX berharap dapat menggunakan dana dari penawaran saham perdana untuk mengembangkan pusat data berbasis luar angkasa, termasuk membeli chip yang dibutuhkan untuk menjalankannya, sebuah ide yang diminati Musk selama acara baru-baru ini dengan Baron Capital. (Nur Amalina)