
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – SBN Ritel seri ST015 menjadi produk pamungkas yang ditawarkan pemerintah kepada investor ritel pada 2025. Pemerintah menyebut laris manisnya produk ini di pasaran lantaran minat masyarakat yang masih terjaga terhadap produk SBN Ritel.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), ST015 telah ludes di pasaran sebelum usai masa penawaran. Dari kuota Rp15 triliun yang ditetapkan pemerintah, ST015T2 habis terjual hingga Rp11 triliun dan ST015T4 terjual hingga Rp4 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Deni Ridwan menerangkan, kendati imbal hasil yang ditawarkan produk ini cenderung lebih kecil dibandingkan SBN Ritel pada awal tahun, nyatanya minat investor ritel terhadap produk ini masih kuat.
: Penjualan SBN Ritel 2026 Diproyeksi Laris Manis Diserbu Investor
“Habisnya kuota ST015 sebelum masa penutupan berakhir menunjukkan minat masyarakat terhadap instrumen SBN ritel tetap tinggi, meskipun imbal hasil yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan dengan SBN ritel sebelumnya, seiring dengan trend penurunan yield SBN di pasar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (4/12/2025).
Adapun ST015 memang menjadi produk dengan tingkat imbal hasil terkecil dibandingkan enam penerbitan SBN Ritel lainnya sepanjang 2025. Hal itu terjadi lantaran penerbitan ST015 dilakukan saat suku bunga acuan Bank Indonesia berada di level terendahnya 4,75%.
Alhasil, sebanyak 38.900 investor ritel menyerap ST015 bertenor dua tahun dan sebanyak 15.100 investor ritel mampu menyerap ST015 bertenor empat tahun. Dari data ini, tampak ST015 bertenor dua tahun menjadi produk yang paling diminati investor.
Penawaran ST015 bahkan mengalami beberapa kali penambahan kuota penjualan. Pada awal penawaran, pemerintah menargetkan dana Rp10 triliun, kemudian ditingkatkan menjadi Rp12 triliun, dan kembali naik menjadi Rp15 triliun. Upsize target penerbitan ST015 tak terlepas dari tingginya minat investor ritel terhadap produk ST015 dengan tenor 2 tahun yang laris manis dipesan.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, sejumlah produk SBN Ritel berbasis syariah memang membukukan penjualan yang positif sepanjang 2025. Hal itu tecermin dari penjualan ST014 yang mampu mencatatkan realisasi sebesar 103,77%, SR022 sebesar 132,57%, dan SR023 sebesar 99,4% dari target pemerintah.
: : Investor Asing Ramai Jual SBN, Anak Buah Purbaya Pede Cuma Sementara
Hal ini yang turut mendorong kepercayaan diri DJPPR dalam menjajakan SBN Ritel berbasis syariah pada 2026. Deni menegaskan, pihaknya optimis terhadap pasar surat utang syariah ke depan.
“Dengan mempertimbangkan asumsi dasar makro dalam APBN 2026, termasuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, Pemerintah optimis kondisi ekonomi tahun 2026 secara umum akan semakin membaik dan menjadi modalitas yang positif untuk pengembangan pasar keuangan syariah,” katanya.