Kinerja Bugar Siloam (SILO) Mampu Kerek Saham ke Rp2.850?

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Kinerja bugar emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) periode Januari–September 2025 turut membawa sikap optimistis ke meja konsensus analis.

Berdasarkan data Terminal Bloomberg, dari 16 analis dalam konsensus sebanyak 13 analis merekomendasikan beli terhadap SILO dan hanya 3 analis yang merekomendasikan tahan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofi menjadi salah satu analis yang merekomendasikan beli terhadap saham SILO. Menurut para analis, pemulihan pendapatan SILO pada kuartal III/2025 telah melebihi estimasi.

: AstraZeneca dan Siloam Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara dengan AI

Menurutnya, pemulihan ini lebih disebabkan oleh hari kerja yang lebih banyak hingga diskon asuransi swasta yang mendukung volume pasien di Siloam. Belum lagi, manajemen mampu melakukan pengendalian gaji karyawan.

“Secara keseluruhan, kinerja sembilan bulan 2025 tetap sejalan dengan industri, meskipun volume atau intensitas rawat inap pada kuartal III/2025 lebih lemah dibandingkan peers,” katanya dalam riset yang dikutip Kamis (27/11/2025).

: : Laba Bersih Siloam (SILO) Naik Dobel Digit jadi Rp761,34 Miliar Kuartal III/2025

: Kinerja Bugar Emiten Rumah Sakit SILO MIKA Cs, Saham Mana Layak Koleksi?

Sepanjang 2025, para analis bahkan memprediksi pendapatan SILO akan mencapai Rp12,20 triliun, dengan laba bersih di level Rp1,00 triliun. Sementara itu pada 2026, pendapatan SILO diprediksi akan lebih tinggi lagi, di level Rp14,05 triliun dengan laba bersih mencapai Rp1,26 triliun.

Dengan begitu, para analis merekomendasikan beli untuk saham SILO dengan target harga rata-rata Rp2.850 per lembar.

: : Siloam Luncurkan Logo Anyar, Tandai Transformasi Bisnis

Adapun, BRI Danareksa juga memasang sikap optimistis terhadap kinerja SILO di sisa 2025.

“Kami percaya upaya berkelanjutan SILO untuk meningkatkan intensitas pendapatan melalui investasi pada perangkat canggih, kemampuan untuk merekrut dokter sub-spesialis, dan bauran pasien swasta yang kuat akan memperkuat keunggulan kompetitif jangka panjangnya dalam industri rumah sakit Indonesia,” katanya.

Rekomendasi positif juga disampaikan oleh Analis Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario yang menekankan pada strategi Next Generation Siloam (NGS). Menurutnya, strategi Siloam untuk mengklasifikasi aset rumah sakitnya dan melakukan karakterisasi terhadap aset tersebut telah memberikan fokus bisnis yang berdasarkan pada target pasar.

Adapun NGS merupakan strategi Siloam yang bertumpu pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), segmentasi pasar, dan aspek di luar rumah sakit. Segmentasi pasar dibagi ke dalam beberapa lini, yaitu masyarakat non BPJS, pasien BPJS, dan segmen premium. 

“Menurut pandangan kami, karakterisasi aset ini memberikan fokus bisnis yang disalurkan berdasarkan target pasar masing-masing, penempatan modal, dan pengendalian biaya yang efektif. Serta meningkatkan profitabilitas konsolidasi dalam jangka panjang,” katanya dalam riset.

Siloam International Hospitals Tbk. – TradingView

Dari segi kinerja fundamental, Ciptadana Sekuritas memprediksi SILO bakal mampu membukukan pendapatan senilai Rp12,69 triliun sepanjang 2025, dengan laba bersih senilai Rp844 miliar. Sementara itu pada 2026, analis memprediksi SILO mampu membukukan pendapatan senilai Rp14,06 triliun dan laba bersih Rp860 miliar.

Dengan begitu, analis Ciptadana Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham SILO dengan target harga Rp2.700 per lembar. Menurutnya, SILO memberikan inisiatif transformasi yang menjanjikan dan kualitas layanan kesehatan yang premium. Belum lagi, upaya akuisisi rumah sakit First REIT di Indonesia juga dinilai bakal mendorong margin dalam jangka panjang.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli pada SILO dengan target harga Rp2.700,” katanya.

Di lantai bursa, saham SILO terpantau melemah 1,22% menjadi Rp2.420 pada Kamis (27/11/2025) pukul 11.25 WIB. Sejak awal tahun, harga terkoreksi 20.39%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.