Strategi Penyaluran Kredit CIMB Niaga saat Insentif Likuiditas BI mulai Berlaku

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menyatakan siap memanfaatkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia (BI) yang mulai berlaku pada 1 Desember 2025. 

Namun demikian, CIMB Niaga menegaskan bahwa optimalisasi ruang likuiditas tambahan tetap akan bergantung pada kondisi permintaan kredit yang dinilai masih lemah.

Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa perseroan menyambut positif insentif likuiditas yang diberikan Bank Indonesia melalui skema lending channel. Meski demikian, dia menilai dorongan ekspansi kredit tetap harus disesuaikan dengan daya serap masyarakat yang belum pulih sepenuhnya.

: CIMB Niaga dan Allo Bank Susun Mitigasi Risiko bagi Debitur Terdampak Bencana di Sumatra

“Insentif KLM kami sambut baik. Namun, tentu saja akan tergantung dari permintaan kredit dari masyarakat yang saat ini masih lemah karena faktor daya beli yang masih rendah, sehingga bank pasti juga akan berhati-hati untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga,” ujarnya.

Menurut Lani, CIMB Niaga tetap mempertahankan panduan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 5%–6%, sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang tidak mengalami perubahan meskipun mekanisme KLM mulai diterapkan. Hal ini menjadi sinyal bahwa bank memilih menjaga keseimbangan antara ekspansi dan manajemen risiko.

: : Pembiayaan Hijau: CIMB Niaga Beri Kredit Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

Terkait potensi penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari percepatan transmisi kebijakan moneter, Lani tidak merinci langkah spesifik. Namun, ia menekankan bahwa keputusan pricing kredit akan selalu memperhitungkan kondisi pasar, profil risiko debitur, serta sustainability pertumbuhan kredit.

Di sisi lain, CIMB Niaga memastikan bahwa mitigasi risiko tetap menjadi fokus utama dalam menyalurkan pembiayaan tambahan melalui ruang likuiditas KLM. Seleksi sektor dan segmen yang dibiayai akan tetap mengikuti prinsip kehati-hatian.

: : QRIS Bisa Jadi Dasar Skoring Kredit UMKM, Ini Kata CIMB Niaga (BNGA)

“Tidak ada perubahan di RBB,” tegas Lani, merujuk pada target ekspansi kredit kuartalan yang tetap dijalankan sebagaimana rencana awal.

Dengan demikian, meskipun insentif KLM memberi ruang tambahan bagi industri perbankan untuk mempercepat pertumbuhan kredit di atas capaian 7,7% YoY per September 2025, CIMB Niaga memilih menyesuaikan langkah secara prudent sambil menunggu pemulihan permintaan dari dunia usaha dan masyarakat.

Sebagaimana diketahui, tebaran insentif dari otoritas moneter itu diperuntukkan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan mempercepat transmisi penurunan suku bunga perbankan sejalan dengan arah kebijakan moneter. 

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Irman Robinson menjelaskan penguatan insentif KLM akan terbagi dalam dua skema, salah satunya adalah jalur kredit atau pembiayaan (lending channel). 

Irman menjelaskan bahwa skema lending channel dirancang agar perbankan memiliki ruang likuiditas yang lebih besar dalam menyalurkan kredit sesuai komitmen pertumbuhannya. 

Adapun, BI melaporkan pertumbuhan kredit mencapai 7,7% secara tahunan pada September 2025. Bank sentral, ujar Irman, belum puas dengan realisasi pertumbuhan kredit itu sehingga perlu didorong lagi.