Alasan Situasi Keamanan, Kemenkeu Tunda Konferensi Pers APBN KiTa

Ussindonesia.co.id – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara resmi menunda agenda rutin bulanan mereka, konferensi pers APBN KiTA, yang seharusnya memberikan rincian penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada publik. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya situasi keamanan dan gejolak demonstrasi yang melanda wilayah Jakarta Pusat, menyebabkan sejumlah agenda penting pemerintah terpaksa dibatalkan atau diundur.

Awalnya dijadwalkan pada hari Jumat, 29 Agustus, konferensi pers APBN KiTA ini sempat diumumkan akan berlangsung secara daring. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu pada pukul 06.46 WIB mengumumkan perubahan format dari semula di Aula Djuanda I Lantai M menjadi online melalui Zoom, dengan alasan “mempertimbangkan situasi keamanan per dinihari tadi”. Namun, selang beberapa jam, tepatnya pukul 09.09 WIB, Biro KLI Kemenkeu kembali mengeluarkan pengumuman yang lebih lanjut, mengubah jadwal konferensi pers tersebut menjadi Rabu, 3 September 2025.

Penundaan agenda vital Kementerian Keuangan ini tidak terlepas dari memanasnya tensi di ibu kota. Pada hari yang sama, Jakarta Pusat dilanda serangkaian aksi demonstrasi besar-besaran. Gejolak terjadi di berbagai titik strategis, termasuk di depan Mako Brimob Kwitang dan Polda Metro Jaya, di mana para mahasiswa menyuarakan tuntutan keadilan terkait insiden pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas oleh Brimob, memicu ketidakpastian dan gangguan keamanan yang signifikan.

Dampak dari situasi keamanan yang bergejolak ini tak hanya menimpa Kemenkeu. Agenda pemerintah lain yang tak kalah penting juga terpaksa dibatalkan, yakni Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian dan Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah tahun 2025. Rakornas yang direncanakan berlangsung pukul 14.00 – 15.30 WIB di Istana Negara ini sedianya akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan betapa seriusnya gangguan yang ditimbulkan oleh aksi massa.

Gelombang demonstrasi di Jakarta Pusat ini secara menyeluruh telah menimbulkan dampak luas pada aktivitas masyarakat. Selain menyebabkan arus lalu lintas tersendat dan melumpuhkan sebagian pusat kota, sejumlah pusat perbelanjaan pun mengambil langkah antisipatif demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung. Salah satu yang secara resmi mengumumkan penutupan sementara operasionalnya adalah Mal Atrium Senen, menjadi cerminan nyata dari ketegangan yang meresahkan hari itu.