DATA: Pendapatan Remala Abadi Melonjak 26% di September 2025!

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka dari Grup Djarum, PT Remala Abadi Tbk (DATA), berhasil membukukan performa kinerja yang positif dan pertumbuhan yang signifikan sepanjang periode Januari hingga September 2025.

Pada penutupan kuartal III 2025, Remala Abadi mencatat total pendapatan impresif sebesar Rp 314,4 miliar, menunjukkan peningkatan substansial sebesar 26% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY). Keberhasilan ini juga diiringi dengan pencapaian EBITDA yang dinormalisasi sebesar Rp 144 miliar, dengan margin EBITDA yang dinormalisasi mencapai 46%. Laba bersih yang dinormalisasi (normalized PAT) turut mencapai angka Rp 65 miliar, menggarisbawahi efisiensi operasional perseroan.

Adrian Renaldy, Direktur Remala Abadi, mengungkapkan bahwa capaian pendapatan positif di kuartal ketiga ini tidak terlepas dari implementasi strategi manajemen yang jitu. Perseroan secara agresif dan tepat sasaran melakukan ekspansi penggelaran jaringan fiber to the home (FTTH) di berbagai wilayah, menjawab tingginya kebutuhan pasar.

Menurut Adrian, permintaan masyarakat akan layanan fixed broadband di Indonesia masih sangat tinggi. Potensi pasar yang besar ini menjadi peluang emas bagi ekspansi merek Nethome, yang diyakini akan terus mendongkrak kinerja perseroan di masa mendatang.

“Ekspansi FTTH yang dicanangkan manajemen dengan brand Nethome di awal tahun terbukti efektif dan sudah menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dibuktikan dengan homepass yang dibangun Remala sudah menjadi homeconnect paid,” jelas Adrian dalam keterangan resminya pada Senin (3/11).

Menjelang akhir tahun 2025, Remala Abadi berkomitmen untuk tetap agresif dalam membangun jaringan FTTH di berbagai wilayah strategis di Jawa dan Bali. Salah satu terobosan penting yang dilakukan perseroan untuk mempercepat penetrasi Nethome adalah dengan menjalin kemitraan strategis bersama beberapa mitra lokal di daerah.

Selain itu, dalam mendukung visi ekspansi di masa depan, Remala juga melakukan akuisisi beberapa jalur backbone dan tengah mengajukan izin Network Access Provider (NAP). Adrian berharap, langkah akuisisi backbone dan pengajuan izin NAP ini tidak hanya akan meningkatkan utilisasi backbone yang sudah ada, tetapi juga membuka lebar peluang pendapatan baru bagi perseroan.

Meski menerapkan strategi ekspansi yang agresif, Remala tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam setiap penggelaran FTTH maupun akuisisi backbone. Akuisisi backbone yang dilakukan ini secara khusus dirancang untuk menopang rencana besar perseroan dalam menggelar jaringan FTTH di berbagai daerah. “Dengan strategi yang dimiliki manajemen, Remala optimis nantinya setiap homeconnect yang dibangun akan segera menjadi homeconnect paid,” tutur Adrian.

Tidak hanya berfokus menggarap pangsa pasar ritel melalui Nethome, Remala Abadi juga terus memperkuat dan mengembangkan segmen pasar business-to-business (B2B), pemerintahan (government), dan wholesale yang selama ini telah menjadi andalan. Saat ini, ketiga segmen pasar tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dan stabil terhadap pertumbuhan pendapatan Remala.

Adrian menjelaskan bahwa Remala memiliki beragam segmen pasar, dan setiap segmen memiliki karakteristik serta keunggulannya masing-masing. “Diversifikasi segmen pasar itulah yang selama ini membuat kinerja keuangan Remala cukup solid dan resilien,” pungkasnya, menunjukkan kekuatan strategi pasar perseroan.

Ringkasan

PT Remala Abadi Tbk (DATA), emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi dari Grup Djarum, mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 26% menjadi Rp 314,4 miliar pada kuartal III 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh ekspansi jaringan fiber to the home (FTTH) dengan merek Nethome, serta permintaan tinggi akan layanan fixed broadband. Laba bersih yang dinormalisasi perusahaan mencapai Rp 65 miliar.

Remala Abadi akan terus membangun jaringan FTTH di Jawa dan Bali, serta menjalin kemitraan strategis untuk mempercepat penetrasi Nethome. Perusahaan juga mengakuisisi jalur backbone dan mengajukan izin Network Access Provider (NAP) untuk meningkatkan utilisasi backbone dan membuka peluang pendapatan baru. Selain fokus pada pasar ritel melalui Nethome, Remala Abadi juga memperkuat segmen pasar B2B, pemerintahan, dan wholesale.