Ussindonesia.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri perdagangan hari ini, Rabu (27/8/2025), dengan performa menguat. Kenaikan indeks komposit ini sebagian besar didorong oleh kinerja impresif sejumlah saham terafiliasi dengan taipan Prajogo Pangestu, termasuk PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh RTI, IHSG ditutup pada level 7.936,17, mencatat penguatan tipis sebesar 0,38%. Sepanjang sesi perdagangan, indeks bergerak fluktuatif dalam rentang 7.894,75 hingga 7.945,44. Secara keseluruhan, sentimen positif mendominasi dengan 335 saham berhasil menguat, sementara 327 saham melemah, dan 142 saham lainnya stagnan.
Dalam daftar saham berkapitalisasi pasar jumbo, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) tampil sebagai pemimpin penguatan. Saham BREN melonjak signifikan 10,42%, menutup perdagangan di harga Rp9.800, menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor energi terbarukan.
Tidak hanya BREN, sentimen positif juga merambat ke emiten Grup Prajogo lainnya. Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turut unjuk gigi dengan kenaikan 5,05% ke level Rp2.290, sementara PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) menguat 1,00% ke Rp1.520, semakin menegaskan dominasi grup ini dalam mendongkrak pasar.
Selain dari ekosistem Prajogo Pangestu, beberapa saham lain juga turut merasakan penguatan yang solid. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) mencatat kenaikan 4,89% menjadi Rp95.000, diikuti oleh PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang menguat 2,37% ke Rp9.725, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan kenaikan 0,93% menjadi Rp8.150.
Di sisi lain, tidak semua saham mampu mempertahankan lajunya. Kinerja lesu justru terlihat pada saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), yang juga bagian dari Grup Prajogo Pangestu, yang melemah 4,41% ke Rp1.625. Penurunan ini turut diikuti oleh emiten berkapitalisasi besar lainnya seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang terkoreksi 2,76% ke Rp3.170, serta PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 2,22% ke Rp5.500.
Sejumlah saham perbankan BUMN atau Himbara juga tercatat mengalami tekanan jual. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melemah 2,04% ke Rp4.800, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,98% ke Rp4.450, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkoreksi 0,96% ke Rp4.130.
Fokus pada jajaran saham LQ45, beberapa emiten menunjukkan performa yang membanggakan. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) memimpin dengan kenaikan 7,17% ke Rp2.390, disusul PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang menguat 6,08% ke Rp3.840, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dengan kenaikan 5,85% ke Rp434.
Namun, dalam indeks LQ45, pelemahan signifikan dialami oleh PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) yang anjlok 6,76% ke Rp2.760. Tak hanya itu, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) juga terkoreksi 4,17% ke Rp1.265, dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) melemah 3,44% ke Rp7.025.
Sebelumnya, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, telah memproyeksikan potensi IHSG untuk menyentuh level 8.000 pada hari perdagangan ini, memberikan optimisme di kalangan investor.
Menurut Indri, optimisme pasar ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Pertama adalah pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia yang memberikan sinyal positif bagi perekonomian domestik. Kedua, potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed pada bulan September mendatang juga menjadi harapan utama bagi penguatan IHSG.
“Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia, mengingat pada sepekan lalu juga terjadi inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun,” jelas Indri, menyoroti daya tarik pasar modal Indonesia bagi investor global.
Secara umum, Indri menilai bahwa pasar saham Indonesia masih sangat menarik di mata investor asing. Hal ini sejalan dengan mayoritas bursa negara berkembang yang saat ini juga sedang mengalami penguatan yang solid, menunjukkan tren positif di kancah global.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.