Mencermati Prospek Saham Asuransi Tugu Pratama (TUGU)

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menunjukkan langkah strategis dengan terus menggenjot ekspansi ke segmen swasta dan ritel. Meskipun mayoritas sahamnya, sekitar 58,5%, dikendalikan oleh Pertamina, kontribusi pendapatan premi dari induk perusahaan justru terbilang moderat, yakni di bawah 30%. Hal ini secara signifikan menegaskan kemandirian operasional dan potensi pertumbuhan TUGU di luar ekosistem BUMN.

Keunikan struktur kepemilikan ini, ditambah dengan diversifikasi bisnis yang solid, menjadikan prospek TUGU kian menarik di mata investor. Perusahaan tidak hanya kokoh di sektor asuransi umum, tetapi juga merambah bidang reasuransi melalui TuguRe, serta mengelola bisnis rental dan penjualan kendaraan lewat PT Pratama Mitra Sejati (PMS). Selain itu, TUGU juga aktif dalam layanan konsultan manajemen risiko melalui PT Synergy Risk Management Consultant, menciptakan ekosistem bisnis yang terintegrasi dan komprehensif.

Kinerja saham TUGU pun mencerminkan optimisme tersebut. Pada perdagangan Rabu (15/10), saham perseroan ditutup menguat 0,5% ke level Rp1.000, dengan catatan kenaikan signifikan 3,09% dalam sebulan terakhir. Prospek yang cerah ini sejalan dengan pandangan para analis yang terus menyoroti daya tarik saham TUGU di masa mendatang.

Rencana Akuisisi PertaLife oleh Tugu Insurance Batal, Ini Alasannya

Dalam riset terbarunya yang diterbitkan pada 6 Oktober 2025, Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, memberikan penilaian positif yang kuat terhadap TUGU. Ia menempatkan TUGU sebagai pemain utama yang dominan di industri asuransi umum, didukung oleh fundamental perusahaan yang sangat solid serta imbal hasil dividen yang menggiurkan bagi investor. Lebih jauh, Nurwachidah menggarisbawahi posisi TUGU sebagai entitas bisnis besar yang beroperasi dengan ekosistem yang terintegrasi secara menyeluruh.

Nurwachidah juga mengapresiasi langkah TUGU sebagai salah satu first mover atau pelopor dalam mengimplementasikan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 pada tahun 2025. Penyesuaian terhadap standar akuntansi baru ini, seperti yang disoroti olehnya, menyebabkan penurunan laba pada semester I-2025. Namun, Nurwachidah menegaskan bahwa kondisi tersebut adalah hal yang lazim terjadi di industri asuransi seiring dengan proses transisi dan adaptasi terhadap regulasi akuntansi terkini.

Prospek pertumbuhan TUGU semakin cerah dengan proyeksi laba per saham (EPS) yang diperkirakan akan tumbuh secara majemuk antara 9% hingga 11% dalam empat tahun ke depan. Tren pertumbuhan ini secara langsung memperkuat kapabilitas TUGU untuk secara konsisten membagikan dividen kepada pemegang saham dengan imbal hasil (yield) yang sangat menarik.

Berdasarkan prospek yang menjanjikan ini, serta asumsi rasio pembayaran dividen (payout ratio) sebesar 40%, Nurwachidah memperkirakan bahwa estimasi dividen yield TUGU berpotensi mencapai angka yang impresif, yaitu antara 8% hingga 10% dalam beberapa tahun ke depan. Angka ini tentu menjadi daya tarik utama bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari investasi saham.

Tugu Insurance Pertimbangkan Ini dalam Menempatkan Investasi di Instrumen Deposito

Meski demikian, Nurwachidah turut menyoroti aspek krusial pengelolaan investasi sebagai area yang perlu diperhatikan oleh TUGU. Menurutnya, momentum tren penurunan suku bunga acuan saat ini merupakan peluang emas bagi perusahaan untuk mengoptimalkan dan menata ulang portofolio investasinya. Langkah strategis ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan imbal hasil investasi TUGU di masa mendatang.

Untuk menjustifikasi rekomendasinya, Nurwachidah menerapkan tiga pendekatan valuasi yang komprehensif. Pertama, ia menggunakan Dividend Discount Model (DDM) mengingat konsistensi TUGU dalam membagikan dividen. Kedua, dilakukan perbandingan profitabilitas melalui Return on Equity (ROE) terhadap rasio Price to Book Value (PBV). Terakhir, ia juga memperhitungkan diskon nilai kapitalisasi pasar terhadap portofolio investasi likuid perusahaan. Dari ketiga metode analisis tersebut, Nurwachidah menetapkan target harga saham TUGU yang ambisius di level Rp1.960 per saham, yang setara dengan rasio PBV 0,63x untuk tahun buku 2025.