Populer: Prabowo Bangga IHSG Tembus 8.000; Purbaya Ogah Naikkan Dana Daerah

Kabar mengenai Presiden Prabowo Subianto yang gembira atas capaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus poin tertinggi sepanjang sejarah Indonesia yaitu level 8.000 menjadi berita populer sepanjang Senin (20/10).

Kemudian, terdapat juga Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tak akan menaikkan dana Transfer ke Daerah (TKD) dalam APBN 2026. Berikut ringkasannya:

Prabowo Bahagia atas Capaian IHSG Tembus 8.000

Presiden Prabowo menyatakan IHSG yang mencapai 8.000 merupakan hal di luar dugaan dan menjadi bukti kerja keras jajaran kabinet di bidang ekonomi.

“IHSG telah tumbuh hingga menembus 8.000, tertinggi sepanjang sejarah republik kita. Ini di luar dugaan, dan saya kira hasil kerja keras para menteri di bidang ekonomi,” ujar Prabowo dalam Pengantar Presiden Prabowo pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, dikutip Selasa (21/10).

Prabowo menilai, selama ini banyak pihak menganggap pergerakan IHSG sebagai gambaran kepercayaan investor dan pasar terhadap perekonomian nasional. Namun, Prabowo menekankan yang terpenting bukan sekadar angka di pasar modal, melainkan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia itu sendiri.

IHSG sempat menembus level 8.000 bertepatan dengan pidato kenegaraan Prabowo di Gedung DPR/MPR pada Jumat (15/8). Namun, capaian itu hanya bertahan sesaat sebelum akhirnya berbalik melemah 32,876 poin atau 0,41 persen ke posisi 7.898,37 menjelang akhir pidatonya.

Adapun sebanyak 229 saham menguat, 432 melemah, dan 139 stagnan. Total volume transaksi mencapai 47,486 miliar saham dengan frekuensi 1,95 juta kali dan nilai transaksi Rp 30 triliun. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 14.277 triliun.

Meski naik turun, IHSG cukup betah di posisi 8.000 seperti pada Senin (20/10) sore yang ditutup menguat 2,19 persen ke 8.088. Saat itu, ada 510 saham menghijau, 183 saham merah, dan 117 saham stagnan. Transaksi tembus Rp 22,74 triliun.

Purbaya Ogah Naikkan Dana Daerah

Menkeu Purbaya mengaku tak keberatan menaikkan Transfer ke Daerah (TKD) dalam APBN 2026, meski keputusan tersebut masih ditahan karena pemerintah pusat menilai dana TKD kerap diselewengkan di tingkat daerah.

“Saya ingat beberapa waktu lalu ada 18 gubernur datang ke tempat saya kan, mereka menuntut transfer ke daerah dinaikkan. Sebenarnya kalau saya sih mau aja naikin, cuma pemimpin di atas masih ragu dengan kebijakan itu karena mereka bilang sering diselewengkan uang di daerah,” kata Purbaya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kemendagri, dikutip Selasa (21/10).

TKD adalah dana yang dialokasikan pemerintah pusat kepada daerah untuk mendorong pembangunan, memperbaiki pelayanan publik, serta mengurangi kesenjangan antarwilayah.

Purbaya meminta para gubernur untuk terlebih dahulu membenahi tata kelola dan mempercepat penyerapan anggaran di daerah. Ia menyampaikan akan meninjau kembali penyaluran TKD pada kuartal IV 2025 dan kuartal I 2026.

Kalau pengelolaan daerah sudah lebih rapi dan penyelewengan berkurang, barulah Purbaya berani mengajukan kenaikan TKD ke Presiden Prabowo Subianto.

“Kalau jelek, saya enggak bisa ajukan ke atas. Presiden kurang suka rupanya kalau itu. Tapi kalau kita punya bukti sudah bagus semua, harusnya enggak ada masalah kita naikkan,” ucapnya.

Purbaya pun berharap kepala daerah bisa menunjukkan perbaikan dalam dua triwulan ke depan.”Jadi, untuk membantu bapak-bapak di daerah, tolong bantu saya juga untuk mendapatkan track record seperti itu. Dua kuartal saya pikir sudah cukup, kuartal IV tahun ini dan kuartal I tahun depan,” pungkasnya.