Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Saham-saham migas terafiliasi konglomerat Happy Hapsoro yaitu PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) kompak menguat ketika harga saham emiten migas lainnya berguguran.
Adapun, jatuhnya harga minyak dunia imbas eskalasi AS-China yang kembali memanas pada akhir pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (10/10/2025), harga minyak jatuh ke kisaran US$60 per barel, atau level terendah sejak Mei 2025.
Sejalan dengan tren tersebut, saham migas yang turut tertekan antara lain PT Super Energy Tbk. (SURE) koreksi 1,09% ke Rp2.710, saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) turun 2,21% ke Rp1.105, dan saham PT Medco Energi Tbk. (MEDC) ditutup koreksi 2,30% ke Rp1.490.
: Menelusuri Pemegang Saham Mayoritas CBRE dan Hubungan Cakra Buana dengan Happy Hapsoro
Kontras, kedua saham emiten Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) kompak menguat signifikan. RAJA pada Jumat (10/10) ditutup naik 8,61% ke Rp5.675, sementara RATU naik 13,35% ke Rp9.975.
Sementara itu, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) tertahan tidak berubah di Rp1.705 dan saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) stagnan di level Rp960.
Sukarno Alatas, Senior Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, mengatakan tekanan dari sentimen harga minyak global memang menekan saham hulu migas seperti MEDC dan ENRG, sementara AKRA dan PGAS relatif lebih defensif karena diuntungkan dari biaya energi yang lebih rendah.
“Meski begitu, MEDC masih mendapat dukungan dari akuisisi blok migas baru, program buyback, dan peningkatan eksplorasi. ENRG juga mencatat kinerja solid berkat penjualan gas yang stabil, dukungan pemegang saham utama, serta rencana ekspansi wilayah kerja,” kata Sukarno kepada Bisnis, Senin (13/10/2025).
Dia menjelaskan secara keseluruhan, meski tekanan jangka pendek tetap ada, fundamental sektor energi masih positif. Sukarno melihat selama harga minyak bertahan di atas US$60 per barel, prospek jangka menengah sektor ini tetap konstruktif dengan potensi rebound jika harga kembali menembus US$70 per barel.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta menambahkan faktor yang membedakan kedua saham RAJA dan RATU adalah aksi korporasi yang akhir-akhir ini gencara dilakukan perseroan.
Sebagaimana diketahui, pada Agustus lalu RAJA melakukan aksi divestasi melepas 10 juta saham RATU. Saham dilepas dengan harga transaksi Rp6.000 per saham, sehingga total nilai transaksi divestasi mencapai Rp60 miliar. Usai transaksi ini, kepemilikan RAJA berkurang menjadi 1,89 miliar saham atau 69,628% hak suara, namun tetap menjadi pengendali.
Selain divestasi ini, RAJA sebelumnya bersama dengan PT Petrosea Tbk. (PTRO) berkongsi untuk mengakuisisi 100% saham Grup Hafar untuk melebarkan sayap di bisnis sektor migas. Petrosea mengakuisisi 51% saham Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengakuisisi 49% saham di grup Hafar.
Selain aksi korporasi, RAJA dan RATU mendapat sentimen positif dari berpeluangnya kedua saham ini berpotensi masuk dalam indeks Morgan Capital International (MSCI) pada periode rebalancing November 2025.
“Terlepas dari PE dan PBV yang premium, sejalan dengan aksi korporasi ini publik mengapresiasi,” ujar Nafan.
: Harga Minyak Global Rebound usai Trump Pastikan Akan Bertemu Xi Jinping
Adapun pada penutupan perdagangan Senin (13/10/2025) saham-saham migas kembali berada di zona hijau, sejalan dengan eskalasi AS-China yang mereda usai Trump pada Minggu (12/10/2025) mengeluarkan pernyataan yang menenangkan pasar.
Misalnya, SURE ditutup naik 0,37% ke Rp2.720, MEDC naik 3,02% ke Rp1.535, ENRG naik 3,65% ke Rp995, dan RATU yang naik 3,76% ke Rp10.350. Sementara itu, RAJA tidak berubah dari level Rp5.675. Sebaliknya, PGAS terkoreksi 2,05% ke Rp1.670 dan AKRA ditutup turun 1,36% ke Rp1.090.
“Saham migas yang lain seperti SURE, PGAS, MEDC relatif stabil. Saham-saham tersebut tidak terlalu ramai diberitakan ke publik. Jadi animonya lebih tertuju ke RAJA dan RATU,” pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.