Pasokan Emas Antam Menipis, Bahlil Beri Penjelasan Penting!

Jakarta, IDN Times – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, akhirnya angkat bicara mengenai kelangkaan pasokan emas yang sedang dihadapi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Bahlil menjelaskan bahwa kapasitas pemurnian emas nasional saat ini sangat bergantung pada fasilitas milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Dari pengolahan sekitar 3 juta ton konsentrat, fasilitas ini mampu menghasilkan antara 50 hingga 60 ton emas.

Selain Freeport, terdapat juga fasilitas pengolahan milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengolah sekitar 970 ribu ton konsentrat dan menghasilkan 18 hingga 20 ton emas. Namun, kapasitas gabungan ini belum sepenuhnya optimal untuk menopang kebutuhan pasokan emas di tingkat nasional, terutama untuk Antam.

Masalah utama yang memicu kekurangan pasokan emas ini adalah terganggunya produksi Freeport. Bahlil mengungkapkan bahwa aktivitas produksi di tambang Freeport belum dapat berjalan secara maksimal menyusul insiden tragis di area tambang bawah tanah yang menewaskan tujuh karyawan. Kementerian ESDM saat ini tengah melakukan evaluasi menyeluruh atas musibah tersebut, dan situasi ini secara langsung berdampak pada berkurangnya volume produksi emas.

“Jadi produksi terhadap konsentrat di Freeport itu belum dilakukan secara maksimal. Maka dengan demikian pasti mengalami kekurangan pasokan,” tegas Bahlil, menjelaskan bahwa terhentinya operasi di tambang bawah tanah adalah penyebab utama defisit tersebut.

Menyikapi kondisi ini, pemerintah tidak tinggal diam. Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah bersama Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) tengah membahas secara intensif berbagai langkah strategis untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan emas Antam. Upaya ini diharapkan dapat menemukan solusi cepat dan efektif untuk memastikan kelangsungan pasokan emas bagi industri dalam negeri.

Sebagai langkah konkret, pemerintah saat ini sedang melakukan audit menyeluruh terhadap kegiatan tambang bawah tanah di area Grasberg, Mimika, Papua. Audit ini dilakukan pasca-insiden yang terjadi, dan Bahlil menegaskan bahwa seluruh aktivitas produksi di tambang bawah tanah masih dihentikan. Produksi emas baru akan dilanjutkan setelah hasil audit keluar dan penyebab insiden dapat diidentifikasi serta diatasi.

“Sekarang belum ada yang bisa dilakukan produksi. Tetapi kita lagi lakukan audit, sampai kemudian kita bisa menemukan apa faktor penyebabnya,” pungkas Bahlil, menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan keamanan operasional sebelum produksi kembali berjalan normal.

Ringkasan

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan kelangkaan pasokan emas Antam disebabkan oleh produksi Freeport yang belum maksimal akibat insiden tambang bawah tanah. Kapasitas pemurnian emas nasional bergantung pada Freeport dan Amman Mineral, namun gabungan kapasitas ini belum optimal. Produksi Freeport terganggu setelah insiden yang menewaskan karyawan, yang menyebabkan penurunan volume produksi emas.

Pemerintah melalui Ditjen Minerba sedang membahas langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan pasokan emas Antam. Audit menyeluruh sedang dilakukan terhadap kegiatan tambang bawah tanah Freeport pasca-insiden, dan produksi dihentikan sampai audit selesai dan penyebab insiden diatasi. Pemerintah berkomitmen memastikan keamanan operasional sebelum produksi dilanjutkan.