Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Tren pencatatan saham lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) terpantau sepi pada periode tahun berjalan. Perusahaan sekuritas selaku penjamin emisi efek melihat terdapat sejumlah pertimbangan calon emiten untuk melantai di bursa tahun ini.
PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) optimistis tren penawaran umum perdana saham atau IPO akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025. Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo memaparkan perseroan masih mengantongi sebanyak tiga mandat IPO yang berasal dari sektor konsumer, manufaktur, dan teknologi.
“Hingga saat ini, BRIDS telah sukses membawa satu perusahaan melantai di BEI,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurut Laksono, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penundaan IPO, antara lain valuasi yang kurang optimal akibat likuiditas pasar yang rendah, kondisi ekonomi makro baik global maupun domestik, hingga faktor internal perusahaan yang memerlukan waktu lebih panjang untuk persiapan.
: BEI Catat 7 Calon Emiten di Pipeline IPO, Ada Anak Usaha MDKA hingga OT Group?
Terkait prospek ke depan, BRIDS menilai tren IPO justru berpotensi makin menarik seiring dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI).
“Penurunan suku bunga BI diharapkan akan meningkatkan appetite investor terhadap penawaran saham IPO,” katanya.
Selain itu, kondisi ini juga memberi peluang bagi emiten untuk tumbuh lebih baik. Guna menjaga minat pasar sekaligus memastikan kinerja perusahaan anyar tetap terjaga pasca-IPO, BRIDS menyiapkan strategi kolaboratif dengan regulator. Dia berkomitmen mendukung peningkatan tren IPO di pasar modal dengan bekerja sama dengan BEI melalui kegiatan edukasi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak tujuh perusahaan masuk ke dalam pipeline IPO per 29 Agustus 2025. Adapun, tiga calon emiten berasal dari perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai 29 Agustus 2025, sebanyak 22 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI. Ativitas pencatatan saham di BEI pada tahun berjalan ini tergolong sepi, setidaknya selama delapan tahun terakhir. Total dana yang dihimpun 22 perusahaan tersebut adalah sebesar Rp10,39 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat tujuh perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Nyoman, Senin (1/9/2025).
Dari tujuh perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO, tiga di antaranya merupakan perusahaan beraset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar. Selain itu, empat perusahaan beraset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.
Secara rinci, dari tujuh perusahaan di pipeline IPO itu dua perusahaan berasal dari sektor industrial, satu perusahaan berasal dari sektor basic materials, satu perusahaan berasal dari sektor consumer non-cyclicals, dan satu perusahaan dari sektor finansial.
Adapun, deretan perusahaan dalam pipeline IPO itu mengikuti jejak perusahaan lainnya yang telah IPO hingga melantai di Bursa pada tahun ini. Terbaru, sejumlah perusahaan memang telah melantai di Bursa pada Juli 2025, di antaranya PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), hingga PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.