Terkoreksi Imbas Profit Taking, Emas Masih Berpeluang Kembali Naik ke Level Ini

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah reli panjang, harga emas dunia terkoreksi dua hari berturut-turut. Pada Kamis (23/10/2025) pukul 21.55 wib, harga emas spot tercatat melemah 0,05% ke level US$ 4144,8 per troy ons

Pengamat komoditas, Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan ini merupakan koreksi wajar akibat aksi ambil untung (taking profit) oleh investor.

“Harga emas sudah terlalu tinggi, sehingga perlu dilakukan taking profit. Itu yang menyebabkan penurunan cukup tajam, sekitar 375 dolar AS per troy ounce,” jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (23/10/2025).

Harga Emas Terkoreksi Jelang Rilis Data Inflasi AS

Ibrahim menjelaskan, koreksi ini juga dipicu oleh sentimen geopolitik dan ketidakpastian negosiasi dagang AS–Tiongkok. Para investor cenderung berhati-hati menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan, serta pembicaraan lanjutan antarpejabat kedua negara di Malaysia yang membahas isu perang dagang.

Meski demikian, ia menilai potensi penguatan emas masih terbuka. Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang kembali meningkat usai Rusai memborbardir dua kota besar di Ukraina, Donbas dan Kyiv. Hal ini membuat Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia yang diperkirakan akan mendorong permintaan terhadap aset aman seperti emas.

Harga Emas Spot Melanjutkan Koreksi pada Kamis (23/10/2025) Pagi

Selain faktor geopolitik, ia menyoroti sentimen moneter di Amerika Serikat yang turut menopang prospek harga emas. Investor kini menantikan rilis data inflasi AS akhir pekan ini. Jika inflasi masih stagnan, Bank Sentral AS (The Fed) berpotensi menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

“Penurunan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan pada Oktober, November, atau Desember. Ini akan mengangkat sentimen positif terhadap harga emas dunia,” ujar Ibrahim.

Secara teknikal, Ibrahim memperkirakan harga emas dunia akan bergerak menuju area resistance di level US$4.185–US$4.186 per troy ounce. Jika level tersebut berhasil ditembus, harga berpotensi menguat hingga kisaran US$4.400 per troy ounce dalam waktu dekat.