Wall St Kamis (18/9): S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor, Intel Terbang 24% Berkat Nvidia

Wall Street melonjak signifikan pada perdagangan Kamis, 18 September 2025, setelah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Keputusan ini, disertai sinyal kuat mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Oktober dan Desember, memicu euforia di pasar keuangan dan mendorong indeks utama menuju level tertinggi baru.

Pada pukul 10.09 pagi waktu New York, optimisme pasar terlihat jelas. Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil naik 163,73 poin atau 0,36%, mencapai level 46.182,05. Tak hanya itu, indeks S&P 500 menguat 41,53 poin atau 0,63% ke 6.641,88, sementara Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 217,21 poin atau 0,98% ke 22.478,53. Penguatan masif di sektor teknologi menjadi pendorong utama bagi S&P 500 dan Nasdaq untuk mencetak rekor intraday baru, bahkan indeks semikonduktor yang lebih luas turut mencatat rekor baru dengan kenaikan impresif sebesar 3,3%.

Fokus utama pasar bergeser ke performa luar biasa saham Intel Corp yang melonjak 24,6%, menandai kenaikan harian terbesar sejak tahun 1987. Lonjakan drastis ini dipicu oleh pengumuman Nvidia Corp yang berencana menginvestasikan dana senilai US$5 miliar di Intel. Langkah Nvidia ini dianggap sebagai dukungan besar yang sangat dibutuhkan bagi raksasa produsen chip AS yang tengah berjuang untuk kembali berjaya. Sementara itu, saham Nvidia sendiri berhasil naik 2,3%, menunjukkan pemulihan setelah sempat tertekan sehari sebelumnya akibat laporan potensi penghentian pembelian chip oleh perusahaan teknologi China.

Gelombang positif juga merambat ke saham semikonduktor lainnya. Saham Applied Materials, Lam Research, dan Micron Technology masing-masing naik antara 4,5% hingga 5,6%, mencerminkan sentimen positif di seluruh sektor. Namun, tidak semua chip menunjukkan performa yang sama, dengan saham Advanced Micro Devices (AMD) justru mengalami penurunan sebesar 3%, menunjukkan dinamika persaingan yang intens di industri ini.

Keputusan The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter didasari oleh prioritas Ketua The Fed, Jerome Powell, terhadap pelemahan pasar tenaga kerja. Ia menegaskan bahwa kebijakan moneter yang lebih akomodatif diperlukan setelah penurunan suku bunga terbaru. Data dari LSEG mengindikasikan bahwa investor kini memproyeksikan total pemangkasan suku bunga mencapai 42,8 basis poin hingga akhir tahun 2025. Ekspektasi akan era suku bunga yang lebih rendah ini turut mendorong Indeks Russell 2000, yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil, naik 1,5% dan berpotensi menuju rekor penutupan baru, seiring dengan harapan kinerja yang lebih baik di lingkungan ekonomi yang mendukung.

Meskipun sentimen pasar secara keseluruhan positif, beberapa sektor dan saham menunjukkan kinerja yang beragam. Saham di sektor kebutuhan pokok konsumen mengalami penurunan tipis sebesar 0,6%. Di sisi lain, saham konsumsi non-primer seperti McDonald’s dan Amazon cenderung menahan laju kenaikan Dow Jones, menunjukkan adanya pergerakan yang bervariasi di antara komponen indeks. Secara individual, saham CrowdStrike melonjak 10,2% setelah sembilan broker menaikkan target harga sahamnya, menunjukkan kepercayaan investor yang meningkat. Sebaliknya, saham Nucor Corp harus turun 3,5% setelah perusahaan baja tersebut merilis proyeksi laba kuartal III yang lebih lemah di semua segmen usahanya, menyoroti tantangan yang dihadapi di sektor industri tradisional.