
Ussindonesia.co.id NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Rabu (3/12/2025), didorong serangkaian rilis data ekonomi yang memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan. Meski demikian, kenaikan indeks tertahan pelemahan saham Microsoft.
Pada penutupan perdagangan, Dow Jones naik 0,86% menjadi 47.882,90. S&P 500 menguat 0,30% ke level 6.849,72, dan Nasdaq bertambah 0,17% ke 23.454,09.
Setelah 43 hari penutupan pemerintahan AS yang menjadi rekor terpanjang dan sempat memutus akses investor terhadap data resmi, tumpukan laporan ekonomi kini mulai dirilis kembali. Sejumlah indikator non-pemerintah juga ikut menjadi acuan sementara untuk membaca arah kebijakan bank sentral.
Laporan Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas sektor jasa AS pada November stabil di level 52,6, tidak jauh dari 52,4 pada bulan sebelumnya.
Wall Street Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Komponen harga memang turun, tetapi masih berada di level yang dianggap tinggi. Data ini dirilis menjelang laporan belanja konsumsi personal (PCE), indikator inflasi favorit The Fed yang baru akan dipublikasikan pada Jumat.
Sementara itu, laporan ADP mencatat payroll sektor swasta turun tak terduga pada November. Karena data ketenagakerjaan resmi untuk Oktober dan November baru akan dirilis setelah pengumuman kebijakan The Fed, pelaku pasar menaruh perhatian lebih besar pada data dari sektor swasta.
Keith Buchanan, Senior Portfolio Manager Globalt Investments, mengatakan kondisi ini memberi ruang bagi The Fed untuk mengurangi nada hawkish-nya. Menurut dia, data tenaga kerja yang melemah bisa mendorong bank sentral bersikap lebih dovish. “Pasar menerima hal ini dengan sangat baik hari ini,” ujarnya.
Saham Microsoft sempat turun hingga 3% setelah muncul laporan bahwa perusahaan menurunkan target penjualan perangkat lunak AI akibat banyak staf yang gagal mencapai target tahun fiskal lalu.
Wall Street Bergerak Variatif Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Namun saham berbalik mengurangi penurunan setelah Microsoft membantah laporan tersebut melalui CNBC. Pada akhir sesi, saham raksasa teknologi ini masih melemah 2,5%.
Sektor teknologi menjadi salah satu dari dua sektor yang melemah, turun 0,4%. Di sisi lain, sektor energi naik 1,8% dan menjadi yang berkinerja terbaik seiring kenaikan harga minyak.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada pekan depan meningkat menjadi 89%, naik dari 87% sebelumnya, berdasarkan CME FedWatch.
Investor juga mencermati laporan yang menyebut pemerintahan Presiden Donald Trump membatalkan wawancara dengan kandidat ketua The Fed yang tersisa, memunculkan spekulasi bahwa Kevin Hassett, tokoh yang dinilai pro-pelonggaran moneter, akan menggantikan Jerome Powell pada Mei mendatang.
Wall Street Menguat Didukung Meningkatnya Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Ekspektasi pemangkasan suku bunga turut mendorong reli saham berkapitalisasi kecil. Indeks Russell 2000 melonjak hampir 2% pada sesi ini, melanjutkan kenaikan 5,5% pekan lalu yang merupakan performa mingguan terbaik dalam lebih dari setahun.
Jill Carey Hall, analis ekuitas BofA Securities, memperkirakan saham-saham small caps akan tetap unggul pada 2026 didorong pertumbuhan laba, pemangkasan suku bunga, dan siklus belanja modal yang kuat.
Di sisi korporasi, Marvell Technology melesat 7,9% setelah mengumumkan rencana akuisisi startup semikonduktor Celestial AI senilai US$3,25 miliar. Microchip Technology melonjak 12,2% setelah menaikkan proyeksi kinerja kuartal ketiga.
American Eagle Outfitters juga terbang 15,1% setelah meningkatkan proyeksi penjualan tahunan di tengah optimisme permintaan musim liburan.
Harga Emas Naik 3 Hari, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat
Jumlah saham yang menguat di NYSE mengalahkan yang melemah dengan rasio 2,88 banding 1, sementara di Nasdaq rasio mencapai 2,73 banding 1. S&P 500 mencatat 27 titik tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sedangkan Nasdaq membukukan 108 titik tertinggi baru.
Total volume perdagangan mencapai 15,44 miliar saham, lebih rendah dibanding rata-rata 20 hari terakhir yang mencapai 18,19 miliar saham.