Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Aksi demonstrasi meluas seiring dengan ketidakstabilan politik yang terjadi selama pekan lalu membuat selera investasi di pasar saham memburuk. Analis menilai dengan ketidakstabilan sekarang ini, investor dapat menghindari saham-saham yang dijual asing.
Head of Research & Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnusubroto menjelaskan pihaknya melihat adanya potensi berlanjutnya pelemahan signifikan yang disertai dengan keluarnya arus modal asing pada pekan ini yang didominasi saham-saham berkapitalisasi pasar besar.
“Pasar sangat sensitif terhadap isu politik dan keamanan di dalam negeri dan ketidakstabilan politik yang terjadi pekan lalu, dan berlanjut di hari Sabtu dan Minggu,” kata Rully, Senin (1/9/2025).
Rully melanjutkan aksi massa yang berujung kericuhan meluas di berbagai kota termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya.
: Saham BBCA, BMRI, hingga BBNI Kompak Anjlok saat IHSG Dibuka Merah
Berdasarkan informasi terakhir sampai pagi ini, jenis perusakan yang ditimbulkan mencakup pembakaran dan perusakan gedung DPRD, kantor polisi, halte transportasi umum, dan fasilitas pemerintahan. Kericuhan yang terjadi di beberapa kota besar juga menimbulkan beberapa korban jiwa.
“Kami menilai bahwa instabilitas politik pada akhir Agustus 2025 adalah yang paling buruk sejak kerusuhan tahun 1998,” ucapnya.
Dia juga menuturkan saat ini masih terjadi keresahan di masyarakat Indonesia di kota-kota tersebut dan aktivitas ekonomi masih belum berjalan normal karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi telah mengimbau perusahaan-perusahaan di ibu kota untuk memberlakukan sistem kerja dari rumah (work from home/WFH) hari ini.
“Kami menyarankan untuk saat ini investor menghindari saham-saham yang menurut kami sangat rentan terhadap aksi jual investor asing,” tuturnya.
Mirae Asset Sekuritas memandang bahwa ketidakpastian pasar masih akan sangat tinggi dalam beberapa waktu ke depan, dan sentimen akan sangat ditentukan oleh pemulihan kondisi politik dan keamanan, serta aktivitas ekonomi di beberapa kota yang terdampak kerusuhan termasuk DKI Jakarta.
Adapun Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi kami untuk buy on weakness saham TLKM, JPFA, dan KLBF. Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan TOWR dan MTEL, yang akan diuntungkan dari pelonggaran kebijakan moneter BI.
Adapun Mirae Asset Sekuritas mencatat pada hari Jumat (29/8/2025), IHSG melemah 1,5% menjadi 7.830,5, investor asing di pasar saham mencatatkan net-sell sebesar Rp1,1 triliun, dan rupiah melemah signifikan 0,9% menjadi Rp16.490.
Selain itu, incoming-bid dari lelang SRBI tercatat turun signifikan, meskipun BI memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekan sebelumnya, yang disertai dengan kenaikan CDS Indonesia tenor 5 tahun ke level 70,27.
Pagi ini, IHSG dibuka turun dalam 3,31% menjadi 7.571 pada pukul 09.02 WIB, Senin (1/9/2025). Pada awal perdagangan, hanya 19 saham yang mengalami kenaikan, 25 saham stagnan, dan 630 saham lainnya turun. Kapitalisasi pasar di BEI tercatat Rp13.839,38 triliun.
Saham-saham perbankan terpantau berguguran. Saham BBCA amblas 4,02%, saham BBRI turun 4,44%, saham BMRI turun 4,65%, hingga saham BBTN turun paling dalam 5,38%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.