Saham Emiten Emas ANTM, BRMS, HRTA Cs Kinclong Saat IHSG Jeblok

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Mayoritas saham emiten-emiten yang memiliki lini bisnis emas dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Senin (1/9/2025), di tengah jebloknya IHSG tertekan sentimen negatif gejolak aksi demonstrasi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 3,31% ke level 7.571 pada pembukaan perdagangan hari ini. Jebloknya IHSG ditekan oleh koreksi harga saham emiten bank jumbo, a.l. saham BBCA amblas 4,02%, saham BBRI turun 4,44%, saham BMRI turun 4,65%, hingga saham BBTN turun paling dalam 5,38%.

Berbanding terbalik, saham emiten emas terpantau kinclong pada hari ini. Saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) tancap gas dengan kenaikan 7,38% ke level Rp800 pada pembukaan perdagangan pagi ini. 

Selain emiten emas Grup Rajawali itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) terapresiasi 2,02% ke level Rp2.520 dan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menguat 4,35% ke posisi Rp720 per saham. 

Sementara itu, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) naik 2,96% ke level Rp3.130 dan saham emiten emas Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menguat 2,55% ke level Rp482 per saham. Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) melaju 5,65% ke level Rp655. 

: Harga Emas Antam Hari Ini Senin, 1 September Turun jadi Rp1,03 Juta per Gram

Berbanding terbalik, saham emiten emas kongsi keluarga Panigoro dan Grup Salim justru memerah. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terpantau turun 75 poin atau 0,96% ke Rp7.775 per saham. 

Seperti diberitakan Bisnis, harga emas di pasar spot terpantau naik 0,09% pada level US$3.450,88 per troy ounce pada hari ini.  Sementara itu, harga emas Comex tercatat turun 0,12% pada level US$3.512,00 per troy ounce. Adapun, harga emas terpantau menguat 2,3% sepanjang pekan lalu. 

Melansir Bloomberg, harga emas sempat menyentuh rekor sekitar US$3.500 per troy ounce pada April lalu setelah Trump mengumumkan rencana awal tarif impor. Sejak itu, harga bergerak dalam kisaran terbatas seiring meredanya permintaan aset aman setelah Trump melunakkan sebagian rencana tarifnya. Namun, arus masuk dana ke instrumen exchange-traded funds (ETF) masih menopang dukungan jangka panjang bagi emas.

Fokus investor pekan ini tertuju pada laporan tenaga kerja AS, yang dapat memperkuat atau menggagalkan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga bulan ini. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.