Bank Indonesia Akan Terbitkan Surat Berharga Baru: BI-FRN

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan surat berharga baru yaitu BI-FRN (Floating Rate Note) sebagai underlying asset atau aset yang menjadi dasar penerbitan suatu instrumen keuangan.

Rencana penerbitan BI-FRN itu pertama kali disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Oktober secara daring pada Rabu (22/10/2025).

“Menerbitkan BI-FRN dan pengembangan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight untuk membentuk struktur suku bunga yang berdasarkan transaksi di pasar uang,” ujar Perry.

: Ruang Penurunan Suku Bunga Mulai Terbatas, Bank Waspadai Tekanan Rupiah Jelang Akhir Tahun

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter BI Juli Budi Winantya menambahkan bahwa BI-FRN akan menjadi instrumen moneter baru yang melengkapi instrumen moneter lama yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Ke depan, SRBI akan ditambah dengan BI-FRN untuk memperkaya instrumen sekaligus memperdalam pasar keuangan,” ungkap Juli dalam Pelatihan Wartawan BI di Bukittinggi, Jumat (24/10/2025).

: : Ekonom Permata Nilai Pilihan BI Tahan Suku Bunga Acuan Sebagai Langkah Aman

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan detail terkait penerbitan BI-FRN akan disampaikan pada pekan pertama November 2025. Dia hanya memberi bocoran bahwa BI-FRN akan diarahkan untuk mendukung sektor riil. 

“Kita akan perluas ke surat berharga lain yang berkualitas tinggi. Bentuknya seperti apa? Nanti akan disampaikan [pada pekan pertama November 2025], tapi tujuannya adalah memperdalam pasar keuangan domestik agar bisa mendukung sektor riil melalui peningkatan penyaluran kredit,” jelas Denny dalam Pelatihan Wartawan BI di Bukittinggi, Jumat (24/10/2025).

: : Deretan Katalis dan Saham Layak Ditimbang Setelah BI Tahan Suku Bunga Acuan

Sebelumnya, bank sentral memang sempat menyoroti lambatnya transmisi penurunan suku bunga kebijakan alias BI Rate ke suku bunga perbankan.

Di satu sisi, bank sentral telah memangkas BI Rate sebesar 150 basis poin (bps) dari 6,25% menjadi 4,75% dalam setahun terakhir. Di sisi lain, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun 29 bps sejak awal 2025 menjadi 4,52% pada September.

Bahkan, penurunan suku bunga kredit perbankan berjalan lebih lambat yaitu hanya 15 bps sejak awal 2025 menjadi 9,05% pada September.

“[Penurunan bunga simpanan dan kredit] itu yang kami terus dorong. Tentu saja agar mendorong pertumbuhan ekonomi. Itulah efektivitas transmisi suku bunga,” kata Perry.