JAKARTA – Bursa Efursa Efek Indonesia (BEI) secara proaktif menjalin komunikasi strategis dengan Danantara Indonesia, sebuah lembaga pengelola kekayaan negara (sovereign wealth fund), untuk mendukung dan mengakselerasi rencana penawaran umum perdana saham (IPO) sejumlah BUMN dan anak usahanya. Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam mendorong pertumbuhan pasar modal nasional.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa pihaknya telah intens berkomunikasi dengan Danantara Indonesia. Tujuan utama komunikasi ini adalah untuk menjajaki bentuk dukungan konkret yang dapat diberikan oleh sovereign wealth fund tersebut demi memperkuat pipeline IPO yang ada. “Saat ini, kami di Bursa telah menjalin hubungan erat dengan Danantara, secara spesifik meminta dukungan mereka,” ujar Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jakarta, pada Jumat (17/10/2025).
Meski demikian, Nyoman Yetna memahami bahwa Danantara memiliki serangkaian proses, prosedur, dan target internal yang harus dipenuhi dalam mendukung rencana IPO BUMN dan anak usahanya. Oleh karena itu, BEI secara seksama akan menanti langkah strategis lebih lanjut dari Danantara. Di sisi lain, Danantara Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan pelat merah dan entitas anaknya agar dapat segera melantai di Bursa Efek Indonesia, turut serta dalam pengembangan pasar modal nasional.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menegaskan visi perusahaannya untuk berkontribusi signifikan dalam pengembangan pasar modal Indonesia. Kontribusi ini akan merangkum kedua sisi, yaitu penawaran (supply) dan permintaan (demand). “Dari sisi penawaran, kami memiliki aspirasi agar perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan Danantara siap bertransformasi menjadi emiten berkualitas tinggi di bursa,” jelas Pandu.
Dalam konteks investasi, Danantara memastikan bahwa sebagian besar dana kelolaannya akan dialokasikan ke pasar modal Indonesia. Secara keseluruhan, total rencana investasi Danantara diproyeksikan mencapai US$10 miliar, atau setara dengan Rp165,8 triliun. Pandu Sjahrir lebih lanjut merinci bahwa sekitar 80% dari total dana investasi tersebut akan diarahkan untuk proyek-proyek domestik, sementara sisanya akan ditempatkan di luar negeri. “Tahun ini, sekitar 80% investasi akan terfokus di dalam negeri, dengan alokasi ke pasar publik, obligasi, dan tentu saja, pasar modal,” tutupnya.
Hingga saat ini, tercatat ada 37 BUMN dan anak usahanya yang telah melantai di BEI, meliputi 14 induk perusahaan pelat merah dan 23 entitas anak. Jumlah ini terpantau stagnan sejak tahun 2024. Sebagai informasi, entitas BUMN terakhir yang sukses melakukan listing di BEI adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini resmi tercatat pada 24 Februari 2023, berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp9,06 triliun dari IPO-nya.
Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual efek. Setiap keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Ussindonesia.co.id tidak bertanggung jawab atas potensi kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin komunikasi dengan Danantara Indonesia untuk mempercepat proses IPO BUMN dan anak usahanya. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat pipeline IPO dan mengembangkan pasar modal nasional. BEI meminta dukungan konkret dari Danantara untuk mewujudkan rencana tersebut.
Danantara Indonesia berkomitmen memfasilitasi BUMN dan anak usaha menjadi emiten berkualitas di BEI. Sebagian besar dana investasi Danantara, dari total US$10 miliar, akan dialokasikan ke pasar modal Indonesia, termasuk ke pasar publik dan obligasi. Saat ini terdapat 37 BUMN dan anak usaha yang tercatat di BEI.