Gozco Tambah Kepemilikan, Saham Bank Neo Commerce Melonjak

Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Pasca penambahan kepemilikan saham oleh salah satu pemegang saham, harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) terpantau bergerak kencang pada perdagangan hari ini. 

Pada awal perdagangan hari ini, Kamis (27/11/2025), BBYB dibuka di level Rp 396 per saham. Pada akhir perdagangan sesi 1, harganya ditutup di level Rp 488, melesat hingga 28,42%. 

Laju kenaikan harga saham BBYB ini terjadi pasca salah satu pemegang sahamnya, PT Gozco Capital, menambah kepemilikan sahamnya sebanyak 72,45 lembar saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham Gozco bertambah dari semula 962,93 juta lembar saham menjadi 1,03 miliar lembar saham. Dus, proporsinya naik dari 7,21% menjadi 7,76%. 

Rupiah Menguat ke Rp 16.641 Per Dolar AS di Tangah Hari Ini (27/11)

Sejalan dengan itu, kepemilikan masyarakat berkurang dari yang tadinya sebesar 52,82% atau sebanyak 7,05 miliar lembar saham, menjadi 52,27% atau 6,98 miliar lembar saham. 

Sementara itu, kepemilikan PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology Co. Ltd tetap, masing-masing sebesar 34,45% atau sebanyak 4,59 miliar lembar saham dan 5,52% atau sebanyak 736,97 juta lembar saham. 

Aksi Gozco menambah kepemilikannya di BBYB mendorong sentimen positif yang sebelumnya sudah ada, yakni kinerja positif bank hingga kuartal III-2025. Untuk diketahui, laba Bank Neo Commerce per September 2025 mencapai Rp 464,00 miliar, terbang hingga lebih dari 100 kali lipat dari posisi Rp 4,06 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dari sisi profitabilitas, BBYB juga berhasil menumbuhkan return on assets (ROA) menjadi 3,45% pada September 2025 dari posisi 0,03% pada September 2024. Kemudian, dalam periode yang sama  return on equity (ROE) juga naik jauh ke 16,96% dari posisi 0,16%. 

Sejalan dengan itu, total aset BBYB tercatat sebesar Rp 18,43 triliun, naik dari posisi per 31 Desember 2024 di level Rp 17,41 triliun.

Sejumlah Saham Masuk UMA, Analis Ingatkan Risiko Koreksi Tajam